KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa serangga ternyata mengandung protein tinggi?
Dikutip dari laman IPB University, Senin (7/4/2025), pakar entomologi dari IPB, Prof Purnama Hidayat menyebut serangga juga dilengkapi dengan vitamin serta asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh manusia.
“Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan bahwa serangga yang dapat dimakan mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin, dan asam amino esensial,” kata Prof Purnama.
Baca juga: Serangga Bisa Picu Infeksi Kulit Saat Banjir, Ini Tips Pencegahannya
Selain itu, serangga juga dinilai lebih efisien dalam proses produksinya.
Ia menjelaskan, serangga seperti jangkrik memiliki tingkat konversi pakan yang jauh lebih baik dibandingkan hewan ternak lainnya.
“Misalnya, jangkrik membutuhkan pakan enam kali lebih sedikit dibandingkan sapi, empat kali lebih sedikit dari domba, dan dua kali lebih sedikit dibandingkan babi serta ayam broiler untuk menghasilkan jumlah protein yang sama,” ungkapnya.
Baca juga: Momen Jokowi dan Utusan Prabowo Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan
Selain hemat pakan, serangga juga menghasilkan emisi gas rumah kaca dan amonia yang jauh lebih rendah, sehingga dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber protein konvensional.
Dari segi rasa, Prof Purnama menuturkan bahwa beberapa jenis serangga bahkan memiliki rasa yang mirip dengan udang.
Hal ini tidak mengherankan karena secara evolusi, serangga dan udang sama-sama termasuk hewan beruas dan memiliki kekerabatan dekat.
Baca juga: 4 Jenis Serangga yang Bisa Dikonsumsi Manusia
Meski begitu, ia menegaskan bahwa tidak semua orang cocok mengonsumsi serangga. Konsumsi serangga hanya relevan bagi masyarakat yang memang sudah terbiasa atau tinggal di wilayah yang mendukung ketersediaannya.
“Bisa saja serangga dikonsumsi, tapi hanya oleh masyarakat yang memang terbiasa memakannya. Misalnya, masyarakat di wilayah timur Indonesia yang mengonsumsi ulat sagu karena mudah didapatkan,” ujarnya.
Sementara itu, masyarakat pesisir cenderung lebih memilih protein dari laut karena lebih mudah diakses.
Baca juga: Cara Mengeluarkan Serangga dari Telinga
“Di Thailand, Vietnam, dan China, serangga sudah umum dikonsumsi. Di Indonesia pun ada, seperti belalang goreng dari Gunung Kidul, kepompong jati di Jawa Tengah dan Jawa Timur, hingga botok tawon di Jawa Timur,” jelasnya.
Sebagai informasi tambahan, laman edibleinsects.com mencatat bahwa beberapa jenis serangga seperti jangkrik, belalang, dan ulat sutra mengandung antioksidan tiga kali lebih banyak dibandingkan jus jeruk.
Bahkan, kandungan vitamin B12 pada jangkrik disebut tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan ikan salmon.
Prof Purnama menyadari bahwa banyak orang masih enggan mengonsumsi serangga karena belum terbiasa. Namun ia menyebut, kebiasaan itu bisa saja berubah seiring waktu dan kebutuhan.
“Dulu orang menganggap aneh saat air minum dijual dalam botol, tapi sekarang sudah biasa. Mungkin hal yang sama akan terjadi dengan serangga,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.