KOMPAS.com – Ear candle atau terapi lilin telinga kerap dianggap sebagai alternatif untuk membersihkan kotoran telinga.
Metode ini diklaim mampu mengeluarkan cerumen atau kotoran telinga, meredakan sinusitis, vertigo, hingga memberikan efek relaksasi.
Menurut dr. Rizki Azaria, MMR, cerumen atau kotoran telinga merupakan hasil dari cairan normal yang dikeluarkan oleh kelenjar seruminosa dan sebasea yang terletak di sepertiga bagian luar saluran pendengaran.
“Cerumen mengandung zat asam, enzim, dan lipid. Kandungan ini berfungsi menjaga keseimbangan asam di saluran telinga, melumasi saluran telinga, serta memiliki sifat antijamur dan antibakteri,” kata dr. Rizki kepada Kompas.com, Selasa (8/4/2025).
Baca juga: Kenapa Telinga Berdenging Sebelah Kiri? Berikut 6 Penyebabnya…
Cerumen akan keluar dengan sendirinya dalam kondisi normal. Selama tidak menyebabkan gangguan, kotoran telinga tidak perlu dibersihkan secara rutin.
Namun, cerumen bisa menjadi masalah apabila mengeras, diproduksi berlebihan, atau menimbulkan gangguan pendengaran.
Ear candle adalah metode alternatif yang dilakukan dengan membakar lilin khusus di bagian luar telinga.
Metode ini diklaim mampu menarik keluar kotoran telinga melalui tekanan panas yang dihasilkan dari proses pembakaran.
Baca juga: Penyebab dan Penanganan Lubang pada Gendang Telinga yang Ganggu Pendengaran
Meski terdengar praktis, dr. Rizki menegaskan bahwa penggunaan ear candle belum terbukti secara ilmiah dan justru berisiko menimbulkan gangguan baru.
“Secara medis hal ini tidak dapat dibenarkan karena belum ada penelitian yang menunjukkan efektivitasnya,” ujarnya.
Baca juga: Cara Terbaik Membersihkan Telinga
Karena itu, para ahli tidak merekomendasikan penggunaan ear candle sebagai metode pembersihan kotoran telinga.
Jika cerumen mulai terasa mengeras, pembersihan dapat dilakukan secara mandiri dengan obat tetes telinga atau baby oil.
Setelah dibiarkan beberapa saat hingga melunak, telinga bisa disemprot secara perlahan menggunakan air hangat sambil menarik daun telinga ke belakang agar saluran pendengaran lurus.
“Pembersihan secara mandiri ini bisa dilakukan bila kotoran mulai terasa mengganggu. Namun tetap harus hati-hati agar tidak melukai bagian dalam telinga,” ujar dr. Rizki.
Baca juga: 12 Penyebab dan Cara Mengatasi Telinga Berdengung Terus-menerus
Ia menambahkan, pemeriksaan ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) sebaiknya dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali.
Namun, bila muncul gejala seperti penurunan pendengaran, nyeri, atau telinga berdengung akibat cerumen yang menumpuk, pemeriksaan perlu segera dilakukan tanpa menunggu jadwal rutin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.