Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Kontestan The Biggest Loser Mengaku Diminta Minum Pelangsing

Kompas.com - 24/05/2016, 10:03 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber People

KOMPAS.com - Setelah keluar hasil penelitian bahwa kontestan The Biggest Loser mengalami kerusakan metabolisme karena diet ekstrim, mantan peserta Joelle Gwynn saat ini mengklaim dirinya diberi obat untuk menurunkan berat badan ketika acara TV reality show berlangsung.

Kepada New York Post, Gwynn berkata,"Bob Harper adalah pelatih saya. Ia pergi dan asistennya datang. Ia membawa kantong kertas cokelat tertutup. Dia bilang, minum obat ini. Obat warna kuning dan hitam itu bakal membantu. Saya merasa, apa-apaan ini."

Gwynn yang ikut kompetisi pada 2008 mengatakan ia mengambil pil yang diberikan. Ia pergi ke dokter yang bertugas, Robert Huizenga.

"Keesokan harinya dokter memberikan penjelasan tak memuaskan mengapa mereka menambah obat kepada kami. Masyarakat menghukum Bill Cosby, karena diduga memberi obat untuk perempuan. Tetapi mengapa bisa diterima masyarakat, mereka memberi obat kepada orang-orang gemuk agar dapat menurunkan berat badan. Saya merasa seperti diperkosa juga," katanya.

Bob Harper dengan tegas menolak tuduhan itu. "Tuduhan ini tidak benar dan tak sesuai dengan kesetiaan saya pada kesehatan dan kebugaran," ujarnya kepada People.

"Keamanan adalah hal terpenting dalam tata tertib pelatihan kami dan pendekatan saya selalu berfokus pada kesehatan keseluruhan kontestan, karena mereka menurunkan berat badan dan mendidik diri sendiri untuk pertama kalinya soal menjalani gaya hidup sehat," katanya.

Produser acara itu juga memberikan pernyataan mereka tidak menoleransi pemberian obat. "Kontestan diberi tahu di awal acara tidak ada toleransi terhadap obat penurun berat badan. Kami melarang penggunaan zat terlarang apa pun," bunyi pernyataan itu.

Kontestan musim kedua, Suzanne Mendonca juga mengklaim mereka melakukan hal yang ekstrim untuk menurunkan berat badan di acara itu.

Huzeinga menolak klaim mantan peserta acara itu. "Tidak benar. Kontestan diberi tahu dari awal pertunjukan tidak ada toleransi terhadap obat penurun berat badan. Uji urin dan evaluasi berat badan sering digunakan untuk mencari kemungkinan penggunaan obat," kata dokter tersebut.

Produser acara menegaskan kembali pelarangan penggunaan zat terlarang. Mereka juga menerapkan banyak aturan dan prosedur yang dirancang untuk menjamin keamanan.

"Tujuan kami adalah memberi peserta alat, pengetahuan dan lingkungan untuk sehat dan melanjutkannya di rumah," tegas pernyataan itu.

Sementara mantan peserta lain bicara di Facebook untuk mendukung acara tersebut.

"Saya tak dapat bicara untuk musim lain atau peserta lain tetapi menurut pengalaman sendiri, saya tak pernah diminta minum obat penurun berat badan. Penurunan berat badan saya karena kerja keras dan dedikasi. Saya memilih makanan sehat dan senang olahraga. Penurunan berat adalah perjalanan dan setiap hari terasa menantang," kata Jacky Kmet yang berkompetisi di musim paling akhir.

"Tak ada kata yang dapat mengungkapkan rasa terima kasih untuk semua yang terlibat di acara itu," lanjutnya.

"The Biggest Loser tak pernah minta saya melakukan apa pun," kata peserta Vinny Hickerson dari musim 12 di media sosial.

"Inilah yang terjadi, ketika Anda berhenti membuat alasan, berhenti menyalahkan orang lain dan menjadi orang bertanggung jawab, berdedikasi dan cermat. Biggest Loser menyelamatkan hidup saya dan lewat banyak hal saya belajar dan juga membantu banyak sekali orang,"tulisnya.

The Biggest Loser musim 17 berakhir Februari lalu. Belum diumumkan apakah acara itu akan kembali untuk musim 18.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau