KOMPAS.com - Menyebut melinjo, sebagian besar orang mungkin lebih mengenalnya sebagai bahan baku emping dengan rasa khasnya yang pahit. Ada orang yang berpantang melinjo karena takut asam urat. Namun, tahukah Anda biji melinjo juga kaya akan antioksidan dan bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Peneliti dari Universitas Jember, Tri Agus Siswoyo, menilai bahwa aktivitas antioksidan biji melinjo setara dengan vitamin C. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya sangat efektif untuk menghabisi radikal bebas penyebab berbagai macam penyakit, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah, penuaan dini, dll.
Potensi besar yang terkandung di dalam sebutir biji melinjo atau Gnetum gnemon itu membuat Tri yakin melinjo adalah sumber protein fungsional yang cocok dijadikan suplemen makanan nutrasetikal (bahan pangan berkhasiat untuk kesehatan), termasuk untuk mencegah dan mengobati penyakit. Apalagi biji melinjo mudah diperoleh.
Suplemen Murah
Diakui hingga saat ini memang belum ada studi resmi tentang penggunaan protein biji melinjo sebagai sumber antioksidan. Padahal, jika pemanfaatan peptida antioksidan dari hidrolisis biji Gnetum gnemon ini berhasil, akan tersedia suplemen nutrasetikal yang murah dan bisa jadi alternatif yang aman.
Berbeda dengan di dalam negeri, Jepang sudah melirik potensi antioksidan dari biji famili Gnetaceae ini. Hasil penelitian Tri tentang isolasi dan karakterisasi peptida antioksidan dari biji melinjo ini, membuatnya menjadi salah satu penerima dana riset dari Indonesia Toray Science Foundation, sebuah yayasan yang dibentuk perusahaan tekstil dan serat sintetis terbesar di Jepang.
Mirip Ginkgo
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman ginkgo biloba yang ada di Jepang. Alasan ini pula yang membuat orang Jepang tertarik untuk mengembangkannya.
Ginkgo adalah spesies pohon tertua yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun ginkgo juga punya sifat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.
Namun, bukan sekadar tanaman purba yang membuat Tri tertarik meneliti tanaman yang tumbuh di Asia Tenggara ini, melainkan ketahanan melinjo terhadap penyakit, baik bakteri, jamur, maupun hama. Selama dua tahun mengkaji melinjo, Tri sudah meneliti interaksi antara pati dan lipid pada biji melinjo, stabilitas protein melinjo terhadap panas dan kandungan phenolic, serta flavonoid sebagai sumber antioksidan.