Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdamai dengan Pengobatan Tradisional

Kompas.com - 31/03/2011, 03:37 WIB

Oleh Nina Susilo dan Nawa Tunggal

Arijanto Jonosewojo (57) semula ketat menerapkan pengobatan medis konvensional barat sesuai hasil pendidikan profesi kedokterannya. Belakangan, Arijanto berdamai dengan pengobatan tradisional, setelah pasiennya sembuh ketika beralih ke pengobatan tradisional. 

”Itu terjadi pada periode 1993-1997 ketika saya bertugas sebagai Kepala Hematologi Onkologi Rumah Sakit TNI AL dr Ramelan di Surabaya,” kata Arijanto, ketika ditemui beberapa waktu lalu di Surabaya, Jawa Timur.

Arijanto sekarang memimpin Poliklinik Obat Tradisional Indonesia (POTI) di Rumah Sakit Umum Dr Soetomo, Surabaya, yang berdiri pada 19 Oktober 1999. Ia juga memimpin Program Studi Pengobatan Tradisional pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, yang berdiri pada tahun 2005.

Ia menceritakan, pasiennya waktu itu adalah seorang ibu dengan kanker payudara stadium lanjut. Sel-sel kankernya bermetastasis (menyebar) hingga ke tulang dada. Arijanto sempat membatin, secara teori kedokteran barat, kecil kemungkinan pasien itu bertahan. Ia menyarankan kemoterapi, tetapi pasien itu menolak.

”Para dokter lain juga angkat tangan. Kami hanya menerapkan terapi paliatif. Ibu itu tidak datang sampai saya ketemu lagi satu tahun kemudian,” kata Arijanto.

Terapi paliatif merupakan perawatan untuk meringankan penderitaan pasien. Tujuannya, agar penderita menjalani hari-hari terakhirnya dalam keadaan tenang.

”Saya bertemu pasien itu dalam keadaan sehat,” kata Arijanto. Ia lalu menanyakan, apakah obat yang ia resepkan masih diminum? Arijanto terkesima ketika pasien itu menjawab, tidak.

Pasien itu menuturkan, beralih ke pengobatan tradisional dengan mengonsumsi obat-obatan herbal hingga ia sehat kembali.

Kekayaan Nusantara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com