Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Laki-laki Kena Stroke Setelah Naik Roller Coaster

Kompas.com - 15/12/2014, 14:10 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Seorang bocah laki-laki menderita stroke setelah ia naik dua roller coaster di sebuah taman hiburan ketika ia sedang berlibur bersama keluarganya.

Kasus serupa pernah terjadi sebelumnya, namun dialami oleh orang dewasa. Pada kasus ini, bocah tersebut belum berusia 10 tahun.

Pada anak-anak, sentakan yang sangat kuat memang lebih berbahaya karena otot leher mereka belum berkembang sempurna. Ini berarti, anak-anak relatif memiliki kepala yang lebih besar dibanding tubuh mereka.

Pergerakan kepala yang mendadak saat kita menaiki roller coaster juga dapat menyebabkan sobekan pada arteri karotid yang berfungsi membawa darah ke bagian kepala, otak, dan wajah.

Menurut Dr.Jose Biller dari Loyola University Medical Centre, Chicago, tempat anak tersebut dirawat, stroke itu terjadi karena sentakan keras dan mendadak pada kepala, dikombinasikan dengan tekanan yang terjadi saat roller coaster naik ke atas.

Ia mengatakan, hal tersebut membuat anak-anak, meski jarang, bisa mengalami pecahnya pembuluh darah.

Bocah asal Illinois itu naik roaller coaster dua kali. Yang pertama adalah sepanjang 206 meter dan tinggi sekitar 9 meter dengan kecepatan tertinggi mencapai 40 km/jam. Roller coaster kedua yang ia naiki pada hari itu memiliki ketinggian 16 meter dengan kecepatan 64 km/jam.

Keesokan harinya, ketika ia dan keluarganya dalam penerbangan kembali ke Chicago, ia muntah dan salah satu sisi wajahnya lemah. Sesampai di rumah, ia tak bisa berjalan dan mengalami kelemahan pada satu sisi tubuhnya.

Bocah tersebut lalu dilarikan ke rumah sakit dan hasil scan menunjukkan adanya robekan pada pembuluh darahnya dan stroke. Ia lalu diberi aspirin untuk mengencerkan darahnya.

Enam bulan kemudian, efek strokenya (dalam hal ini cara berjalan tidak normal seperti yang dialami pasien stroke) sudah banyak mengalami perbaikan. Meski begitu, bocah ini masih mengalami kelemahan otot ringan dan kaku pada bagian kiri tubuhnya.

Dokter Biller yang melaporkan kasus ini di jurnal Pediatric Neurology mengingatkan, perubahan mendadak yang menyebabkan leher berputar, seperti saat kita naik roller coaster, olahraga, atau kekerasan, bisa merobek pembuluh darah.

Robekan tersebut terjadi di bagian luar dinding arteri dan menyebabkan adanya bekuan darah. Jika bekuannya cukup besar maka bisa menyumbat aliran darah ke bagian otak. Begitu satu bekuan darah terlepas dan terbawa aliran darah ke otak, maka akan menyumbat lalu terjadilah stroke.

Biller merupakan pakar di bidang stroke pada anak dan remaja. Ia mengatakan, 15 persen dari jenis stroke yang umum terjadi, dialami oleh anak remaja dan dewasa muda.

Pada kasus yang langka, stroke bisa terjadi pada orang yang naik roller coaster. Kasus yang pernah dilaporkan terjadi pada anak berusia 13 tahun dan 8 tahun. Anak berusia 4 tahun adalah yang termuda pernah mengalami stroke akibat roller coaster.

Roller coaster raksasa yang kecepatannya lebih tinggi dibanding yang biasa diketahui memiliki risiko yang lebih besar. Oleh karena itu mereka yang ingin menaiki wahana tersebut seharusnya diberi peringatan.

Gangguan kesehatan yang mungkin terjadi saat naik roller coaster antara lain glaukoma, kerusakan retina, bahkan kebocoran cairan tulang belakang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com