Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2016, 09:03 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus kopi maut Mirna telah mengantar Jessica menjadi tersangka. Di awal kasus ini mencuat, ada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak, menyebutnya psikopat. Benarkah demikian? Hanya penyidik dan psikolog yang memeriksanya yang tahu.

Di luar kasus kopi maut, mungkin Anda juga pernah mendengar kasus "gadis dalam kotak" di AS. Kasus ini terjadi pada 1977, saat Cameron Hooker menculik Colleen Stan, menyimpannya dalam kotak kecil selama tujuh tahun, 23 jam sehari.

Stan hanya boleh keluar selama satu jam sehari untuk diperkosa dan disiksa secara keji. Pada 1984, Hooker ditangkap, 1985 dijatuhi hukuman 104 tahun penjara dan diberi julukan "Psikopat Paling Keji Abad Ini".

Seperti apa psikopat itu sebenarnya dan semudah itukah kita bisa membedakan seorang psikopat, jika dia ada di dekat kita?

Secara harafiah, psikopat berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche atau jiwa dan pathos atau sakit. Sakit jiwa tidak sama dengan gila karena kalau gila, dia tidak sadar atas apa yang dilakukannya. Seorang psikopat sadar atas perbuatannya. Gejala psikopat disebut psikopati.

Untuk mendiagnosa apakah seseorang benar adalah psikopat atau bukan, butuh evaluasi yang ketat dan menyeluruh. Ada tujuh tahap pemeriksaan termasuk 20 checklist psikopati Hare yang harus dijalankan.

Hare adalah nama belakang dari Robert D. Hare, Bapak Psikopati Dunia, seorang ahli psikopati dari British Columbia University yang meneliti dunia para psikopat selama 25 tahun. Menurut penelitian, hanya 15-20 persen psikopat yang melakukan tindak kriminal.

Memahami benak psikopat

Secara fisik, tidak ada perbedaan antara psikopat dengan nonpsikopat. Ciri paling nyata psikopat terlihat dari reaksi emosionalnya atas satu kejadian. Seorang psikopat, kurang atau bahkan tidak memiliki reaksi emosi seperti takut, sedih atau tertekan.

Menurut Hare, selain kurang memiliki emosi, seorang psikopat juga seringkali bersifat manipulatif. Mereka bisa berpenampilan, bersikap, dan bertuturkata sangat menyenangkan.

Selain itu,  mereka juga sangat egosentris, namun punya kemampuan analisa dan kecerdasan di atas rata-rata. Mungkin hal ini disebabkan karena mereka tidak melibatkan perasaan ketika menilai sesuatu.

Psikopat yang kriminal, hampir seluruhnya tercatat pernah berbuat keji di masa lalu. Awalnya pada hal-hal yang dianggap remeh, misalnya binatang. Setelah itu, meningkat menjadi menyakiti manusia.

Catatan FBI mengatakan, 100 persen pembunuh serial yang mereka tangkap punya sejarah kelam sebagai penyiksa hewan di masa kecil atau remaja. Rata-rata pembunuh serial adalah seorang psikopat, tapi tidak semua psikopat jadi pelaku kekerasan atau pembunuh baik tunggal maupun serial.

Akibat kurangnya emosi, psikopat seringkali merasa tidak bersalah jika perbuatannya merugikan orang lain. Mereka tahu itu merugikan, tapi mereka tidak peduli karena cara pikir mereka berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com