Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2016, 07:06 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
-Akhir-akhir ini kondisi cuaca susah ditebak. Kadang hujan lebat, tapi mendadak bisa pula panas menyengat. Peralihan musim alias pancaroba sedang terjadi.

Pada kondisi ini, badan pun mau tak mau harus membuat penyesuaian, dari dingin ke panas atau sebaliknya. Makan dan minum jadi sering terasa tak nikmat. Daya tahan tubuh rawan turun.

Ketika daya tahan tubuh tidak sedang berada di posisi terbaik, meriang dan serangan penyakit rawan terjadi. Terlebih lagi, pancaroba merupakan waktu ideal untuk berkembang biak bagi virus dan bakteri. Kok bisa?

Seperti dimuat situs web ugm.ac.id pada Rabu (11/11/2015), cuaca yang tak menentu saat pancaroba membuat kondisi lingkungan menjadi lembap. Di daerah tropis seperti Indonesia, kelembapan udara bisa mencapai 80 persen.

Selain lembap, paparan sinar matahari juga berkurang dari biasanya. Nah, dua keadaan itu disenangi virus dan bakteri sehingga memicu kedua mikroba ini berkembang biak lebih cepat.

Hal tersebut diamini dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Rusian Utama Roeslani. Menurut dia, penyakit mudah menyerang tubuh seseorang yang sedang beradaptasi dengan perubahan musim, apalagi bila fisiknya tak prima.

“Kalau lagi capek, lelah, fisik enggak bagus, ada virus yang masuk ke badan akhirnya bisa sakit,” papar Rusdian seperti dimuat Kompas.com, Rabu(3/12/2015).

Di antara yang "rajin" menyambangi seseorang selama pancaroba adalah penyakit saluran pernapasan atas, seperti influenza, batuk, dan radang tenggorokan. “Perubahan suhu ke dingin itu kan yang pertama respons adalah hidung. Produksi lendir berlebih, jadi ingus, lari ke tenggorokan bikin radang,” ujar Rusdian.

Untuk mengurangi gangguan kesehatan selama pancaroba, Anda harus berupaya menjaga keseimbangan daya tahan tubuh atau imunitas. Caranya?

Pertama, pastikan menjaga asupan tubuh. Hindari konsumsi berlebihan makanan goreng-gorengan, bersantan, berlemak, dan makanan tak sehat lainnya. Gantilah dengan menu bergizi seperti buah-buahan dan sayuran.

Thinkstock Buah-buahan dan sayuran

Hindari pula mengonsumsi makanan yang dijual di pinggir di jalan. Selain Anda tidak tahu asal bahan dan bumbu makanan tersebut, kebersihan warung makan di pinggir jalan juga masih kerap menjadi tanda tanya.

Untuk menyiasatinya, Anda bisa membawa membawa bekal dari rumah. Atau bila terpaksa makan di pinggir jalan, carilah tempat makan yang bersih dan sehat.

Kedua, biasakan mencuci tangan sebelum makan. Walau terkesan remeh, hal ini penting agar kedua tangan Anda bersih dari kuman yang bisa saja melekat sebelumnya. Apalagi tangan adalah bagian tubuh manusia yang paling banyak bersentuhan dengan benda atau orang lain.

Ketiga, perbanyak minum air putih. Langkah ini penting karena suhu udara yang berubah cepat ditambah kondisi lingkungan lembap membuat tubuh membutuhkan banyak cairan.

Cairan dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme tubuh. Bila asupan cairan kurang, Anda rentan mengalami dehidrasi. "Minum air putih 8 gelas atau sekitar 2 liter per hari itu sangat vital. Tidak boleh dilupakan," papar Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM Fiastuti Witjaksono, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (17/3/2016).

Keempat, pastikan istirahat cukup. Setelah seharian beraktivitas tubuh Anda butuh istirahat pada malam untuk memulihkan kondisi. Pada saat tidur malam, proses metabolisme juga berjalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com