Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Keberadaan G-Spot pada Wanita, Beda dengan Klitoris

Kompas.com - 04/01/2020, 21:00 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah G-spot mungkin sudah tak asing lagi di telinga Anda.

Lantas apa yang terlintas dalam pikiran ketika mengingat hal itu?

Kebanyakan dari Anda mungkin sama, mendefisikan G-spot sebagai zona erotis perempuan yang apabila disentuh bisa memberikan kenikmat luar biasa terutama saat bercinta.

Hal itu tak sepenuhnya salah.

Ahli Obgyn Terence M. Hines, PhD dalam karya ilmiahnya yang diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology  pada 2001, menyebut G-spot merupakan area di vagina perempuan yang apabila mendapatkan rangsangan dapat menghasilkan tingkat gaerah seksual tinggi hingga terjadi orgasme.

Namun sayang, beberapa dari Anda mungkin belum banyak mengetahui soal G-spot,
termasuk kepastian letak si hot spot ini dalam vagina.

Terence menerangkan istilah G-spot mengacu pada area kecil di dinding anterior vagina, berada di sekitar sepertiga jalan keluar dari lubang vagina yang memiliki sifat sangat sensitif.

Rangsangan pada area ini dikatakan dapat meningkatkan gairah seksual hingga orgasme yang kuat.

Baca juga: Ini Sebabnya Perempuan Lebih Mudah Alami Orgasme Klitoris Ketimbang G-Spot

G-spot nyata

Dia menjelaskan istilah G-spot diciptakan oleh Addiego pada tahun 1981 untuk mengakui gagasan Dr Ernest Grafenberg yang pertama kali mengusulkan keberadaan area itu dalam sebuah makalah tahun 1950.

G dalam G-spot merupakan singkatan dari nama Grafenberg.

Istilah G-spot kemudian mulai menyebar ke telingan publik pada tahun 1982 dengan adanya penerbitan buku populer tentang seksualitas manusia "The G Spot and Other Recent Discoveries About Human Sexuality".

Baca juga: Berhubungan Seks Idealnya Berapa Kali dalam Seminggu?

Sebuah survei menunjukkan bahwa realitas G-spot diterima secara luas setidaknya oleh wanita profesional.

Sebuah kuesioner berisi 192 pertanyaan tentang seksualitas pernah dikirim ke sampel acak sejumlah 2.350 wanita profesional di bidang kesehatan di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Tingkat respons yakni mencapai 55 persen dengan total 1.289 kuesioner dikembalikan.

Dari sampel yang kembali itu, 84 persen di antaranya menjawab bahwa mereka percaya bahwa ada area yang sangat sensitif di vagina.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau