Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Kerja Terlalu Keras Bisa Sebabkan Burnout

Kompas.com - 15/01/2020, 06:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber HelpGuide.org,

KOMPAS.com - Kerja keras memang penting namun akan menjadi masalah besar jika pekerjaan sampai merengut waktu istirahat kita.

Kerja terlalu keras bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental kita.

Sebuah riset tahun 2006 yang dilakukan di Inggris membuktikan mereka yang bekerja terlalu keras berisiko lebih tinggi terkena diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

Kerja terlalu keras juga bisa meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Selain itu, kerja terlalu keras juga bisa membuat kita mengalami burnout.

Apa itu burnout?

Burnout adalah keadaan kelelahan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres yang berlebihan dan berkepanjangan.

Hal ini terjadi ketika kita merasa kewalahan, terkuras secara emosional, dan tidak mampu memenuhi tuntutan terus-menerus.

Baca juga: Waspada, Kerja Berlebihan Bisa Sebabkan Penyakit Kronis

Organisasi kesehatan dunia (WHO) secara resmi memasukkan burnout syndrome (BOS) atau sindrom burnout sebagai fenomena okupasi, yaitu fenomena yang secara eksklusif berhubungan dengan stres di tempat kerja, bukan oleh stres dari aspek kehidupan lain.

Burnout juga bisa mengurangi produktivitas dan menguras energi, membuat kita merasa semakin tidak berdaya, putus asa, dan mudah tersinggung.

Dampak burnout bahkan bisa menyebar ke seluruh aspek kehidupan, seperti kehidupan sosial dan rumah tanggan.

Gejala yang perlu diwaspadai

Bournout adalah proses bertahap dan tidak terjadi dalam semalam.

Jika kita lebih peka terhadap tanda-tanda gangguan psikis ini, maka kita akan mudah mengatasinya. Berikut gejala-gejala yang kerap dirasakan penderita burnout:

  • Merasa lelah dan kehabisan energi sepanjang waktu
  • Rentan sakit
  • Kepala sering sakit atau nyeri otot
  • Nafsu makan dan kebiasaan tidur berubah
  • Muncul rasa gagal dan keraguan diri
  • Merasa tak berdaya, terperangkap, dan dikalahkan
  • Merasa sendirian di dunia
  • Kehilangan motivasi
  • Pandangan yang semakin sinis dan negatif
  • Menurunnya kepuasan dan rasa pencapaian

Saat tingkat burnout yang dialami seseorang semakin parah, biasanya mereka menunjukan perilaku seperti berikut: 

  • Melepaskan tanggung jawab
  • Enggan bersosialisasi dengan orang lain
  • Menunda-nunda pekerjaan
  • Melimpahkan rasa frustrasi kepada orang lain
  • Bolos kerja, datang terlambat, atau pulang lebih cepat.

Baca juga: Melihat Tanaman di Meja Kerja Bisa Kurangi Stres

Faktor penyebab

Burnout seringkali terjadi karena faktor pekerjaan. Biasanya, hal ini terjadi pada karyawan yang terlalu banyak bekerja namun merasa diremehkan.

Faktor-faktor lain seperti gaya hidup dan tipe kepribadian juga turut berkontribusi sebagai penyebab burnout.

Faktanya, apa yang kita lakukan di waktu senggang dan bagaimana cara kita memandang kehidupan juga bisa memicu stres.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau