Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan Minum, Ini Efek Samping Obat Pereda Nyeri

Kompas.com - 23/06/2022, 20:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Obat-obatan pereda nyeri atau analgesik punya manfaat untuk meredakan nyeri sehingga kondisi pasien lebih stabil.

Namun perlu digarisbawahi, beberapa obat pereda nyeri tidak boleh dikonsumsi sembarangan tanpa pengawasan dokter.

Obat-obatan pereda nyeri (analgesik), baik yang dijual bebas maupun harus dengan resep dokter juga memiliki efek samping yang membahayakan tubuh jika diminum tidak sesuai dosis.

Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Hormon Endorfin Pereda Rasa Sakit dan Stres

Dilansir dari WebMD, berikut efek samping obat pereda nyeri berdasarkan jenisnya.

Paracetamol

Paracetamol atau juga dikenal sebagai asetaminofen adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati demam atau nyeri kepala ringan hingga sedang.

Dengan manfaat di atas, tak heran, paracetamol sering kita temukan dalam obat flu dan sinus.

Paracetamol tidak menyebabkan efek samping berupa masalah perut, tetapi konsumsi berlebih dapat menyebabkan kerusakan hati.

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

Ada beberapa obat-obatan yang masuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin, ibuprofen, dan asam mefenamat.

Meskipun dapat meredakan sakit, obat-obatan yang tergolong dalam NSAID ternyata dapat menyebabkan masalah perut, seperti luka hingga radang lambung (maag) dan rasa perih akibat naiknya asam lambung.

Obat antiinflamasi nonsteroid juga memicu alergi seperti ruam, batuk, dan pembengkakan pada tenggorokan

Konsumsi NSAID dalam waktu lama juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Khusus untuk aspirin, Anda dilarang memberi kepada anak-anak karena risiko kondisi yang mengancam jiwa atau disebut sindrom reye atau kondisi serius yang mengakibatkan kerusakan pada organ hati dan otak.

Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Nyeri Haid Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Opioid

Opioid merupakan jenis narkotika yang dapat meredakan nyeri pada tingkat menengah hingga berat yang diresepkan oleh dokter.

Opioid biasanya diberikan kepada orang-orang yang baru saja menjalani operasi, cedera menyakitkan, atau hidup dengan penyakit serius, seperti kanker yang menyebabkan rasa sakit berkelanjutan.

Obat opioid mengikat reseptor opioid di otak, sumsum tulang belakang, dan area tubuh lainnya. Mereka mengirim sinyal kepada otak bahwa Anda tidak merasa kesakitan.

Obat-obatan opioid meliputi:

  • Kodein
  • Fentanil (Actiq, Abstral, Duragesic , Fentora)
  • Metadon (Dolopin, Metadosa)
  • Morfin (Kadian, MS Contin, Morphabond).

Ada beberapa efek samping obat-obatan opioid yang harus Anda ketahui yaitu:

  • mual
  • kantuk
  • gatal
  • depresi
  • sistem kekebalan tubuh melemah
  • kecanduan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau