KOMPAS.com - Orangtua yang memberikan air susu ibu perah yang sudah dibekukan kepada si kecil mungkin mengetahui, berapa lama ASI bertahan setelah dipanaskan?
Ya, orangtua perlu memahami ketahanan ASI perah agar mencegah pemberian susu basi kepada bayi yang kandungan nutrisinya telah rusak dan berpotensi menimbulkan penyakit.
Simak penjelasan berikut untuk mengetahui berapa lama ASI bertahan setelah dihangatkan.
Baca juga: Tema Pekan ASI Sedunia 2023 serta Sejarahnya
Menurut Center for Disease Control (CDC), ASI beku atau dingin yang telah dicairkan dan dipanaskan, harus digunakan dalam waktu 2 jam.
ASI yang digunakan lebih dari 2 jam rentan basi karena kontaminasi bakteri dari udara di sekitar botol, cup feeder, atau sendok di sekitar ASI.
Air susu ibu yang sudah basi umumnya menunjukkan ciri-ciri seperti:
Jika dalam 2 jam ASI di botol belum habis, ayah atau bunda perlu cepat-cepat membuang sisa susu tersebut. Hal ini demi menghindari si kecil mengambil botol itu lalu meminum susu yang tersisa.
Selain itu, ASI yang tersisa di botol tidak boleh disimpan atau dibekukan lagi.
Baca juga: Berapa Lama ASI Bertahan Setelah Dipompa?
ASI yang akan diberikan kepada si kecil dapat dipanaskan dengan pemanas elektrik ataupun direndam menggunakan air hangat.
Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut cara memanaskan ASI yang perlu Anda ketahui:
Perlu diingat, dalam menghangatkan ASI sebaiknya tidak menggunakan microwave oven atau kompor.
Pasalnya, tindakan tersebut dapat meninggalkan noda serta menghancurkan antibodi yang terkandung di dalam ASI.
Baca juga: Apa itu ASI Eksklusif? Simak Penjelasan Berikut...
Pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan oleh para busui, salah satu caranya yaitu dengan memompa ASI dan memberikan ASI perah kepada bayi saat ibu sedang bekerja atau tidak berada di dekat si kecil.
Air susu ibu yang disimpan pada lemari pendingin atau freezer perlu dicairkan dan dihangatkan sebelum diberikan kepada bayi.
ASI bertahan selama dua jam setelah dipanaskan. Jadi, segera buang ASI yang tidak habis dan hindari penyimpanan kembali.
Demi menunjang kesuksesan meng-ASI-hi, para ibu menyusui dapat berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli laktasi untuk menemukan cara memperbanyak ASI hingga mencegah ASI tersumbat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.