Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecanduan Pornografi Sebabkan Kerusakan Otak, Bagaimana Bisa?

Kompas.com - 06/08/2023, 00:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pornografi adalah salah satu perilaku yang dapat menyebabkan kecanduan dan pada gilirannya akan merusak otak.

Pornografi yang menyebabkan adiksi dan kerusakan otak sebagai efek sampingnya, diakui oleh Billie Eilish sebagai orang yang pernah mengalaminya.

Dalam wawancara di The Howard Stern Show pada 2021, Billie mengakui mulai menonton pornografi saat usia 11 tahun. Setelah itu, ia ketagihan.

Baca juga: Gejala Kecanduan Pornografi yang Harus Diketahui

Awalnya, ia berpikir tindakannya itu keren mengikuti pergaulan.

Namun perlahan-lahan, kebiasaan menonton pornografi itu merusak pikiran dan mentalnya.

Ia mengaku kerap mengalami mimpi buruk dan merasa gelisah serta marah karena perbuataannya.

Kemarahannya karena aktivitas seksual dalam konten pornografi yang ia tonton menyimpang dari realitas.

Kenapa bsia demikian, berikut artikel ini akan mengulas secara ringkas bagaimana pornografi memengaruhi kesehatan otak seseorang yang kecanduan.

Baca juga: 11 Ciri-ciri Anak Kecanduan Pornografi

Bagaimana pornografi menyebabkan kerusakan otak?

Disari dari Addiction Hope dan Prestige Men's Medical, berikut cara pornografi menyebabkan kerusakan otak:

  • Meningkatkan kadar dopamin secara berlebihan

Dopamin adalah zat kimia dalam otak yang memberikan rasa senang saat mengalami hal yang merangsang kesenangan.

Saat menonton pornografi, tingkat dopamin di otak meningkat. Bahan kimia otak ini akan terus meningkat saat kita berulang kali menontonnya.

Saat itu terjadi, kita melampaui aktivasi kesenangan normal dan zat kimia saraf dapat mulai merusak pola kesenangan.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Otak Pecandu Pornografi?

  • Perubahan otak

Begitu sistem penghargaan normal otak dibombardir dengan dopamin tingkat tinggi, sistem itu mulai mati.

Neuron penerima dopamin mematikan reseptornya untuk melindungi otak dari stimulasi berlebihan. Namun, neuron pengirim rangsangan terus masuk.

Hasilnya adalah penipisan dopamin dan tidak ada respons terhadap dopamin. Ketika ini terjadi, Anda merasa tidak enak, sulit untuk merasakan kesenangan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau