KOMPAS.com - Salt therapy atau terapi garam terkadang digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kesehatan pernapasan.
Hal ini seperti yang dilakukan Nikita Willy untuk anaknya, Issa. Ia memberikan terapi garam kering untuk melindungi si buah hatinya dari dampak polusi udara Jakarta.
Dalam Instagram Story, terapi dilakukan menyenangkan dengan terdapat sejumlah mainan yang bisa dimainkan Issa agar tidak bosan di dalam ruangan yang dipenuhi garam.
Baca juga: Anak-anak Akan Jadi Penerima Dampak Polusi Udara Paling Buruk
Terapi ini bukan hal baru karena sudah ditemukan dan dipraktikkan sejak zaman dulu, sekitar abad ke-12, seperti yang dikutip dari WebMD.
Pada 1800-an ditemukan bahwa penambang garam di Polandia lebih sedikit mengalami masalah pernapasan, seperti pilek dan batuk.
Sejak saat itu penggunaan garam untuk kesehatan pernapasan terus diteliti.
Baca juga: Apakah Polusi Udara Menjadi Penyebab ISPA?
Penelitian menunjukkan bahwa udara asin yang dihirup para penambang garam membantu menjaga paru-paru mereka bebas dari infeksi dan alergi.
Dikutip dari Select Salt, terapi garam kering bekerja dengan menciptakan iklim mikro mirip seperti di gua garam alami Himalaya, di mana partikel mikroskopisnya dihirup.
Garam kering dikatakan membantu membersihkan sistem pernapasan, mendetoksifikasi tubuh, dan mengurangi peradangan.
Lalu, apakah salt theraphy efektif untuk mencegah dampak polusi udara?
Baca juga: 6 Bahaya Polusi Udara pada Anak Menurut Ahli, Orangtua Perlu Tahu
Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, SpA(K) mengatakan, polusi udara sangat berdampak pada saluran pernapasan, baik jangka pendek dan panjang.
Polusi udara umum menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), bisa atas atau bawah, meliputi batuk dan pilek biasa, pneumonia, serta tuberkulosis.
"Kalau ISPA bawah itu berat. Contohnya, pneumonia, tuberkulosis, asma," kata Prof Bambang dalam webinar yang digelar Fakultas Dokter Universitas Indonesia (FKUI), Rabu (24/8/2023).
Baca juga: Cara Mencegah Dampak Buruk Akibat Polusi Udara Menurut Ahli
Menurut dia, terapi garam bisa mencegah dampak polusi udara, tetapi tidak sepenuhnya terbukti secara ilmiah.
"Terapi ini belum terbukti secara ilmiah efektif, bahwa garam bisa mengurangi dampak polusi udara," ujarnya.
Ia juga mengingatkan para orangtua untuk memperhatikan kadar garam yang diberikan kepada anak-anak dalam terapi.
"Penggunaan kadar garam tinggi bisa menyebabkan penyempitan saluran napas dan sekresi lendir yang banyak," ucapnya.
Sebelum melakukan salt therapy, Bambang berpesan untuk konsultasi secara lengkap dengan dokter ahli dulu. Dengan begitu, risiko kesehatan akibat terapi ini bisa diminimalkan.
Baca juga: 3 Cara Mencegah Dampak Polusi Udara pada Kulit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.