Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mencegah Dampak Buruk Akibat Polusi Udara Menurut Ahli

Kompas.com - 17/08/2023, 07:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu cara untuk mencegah dampak buruk akibat polusi udara yaitu dengan membatasi kegiatan di luar ruangan.

Hal itu dikarenakan, akhir-akhir ini tingkat polusi sedang tinggi. Sehingga, aktivitas di luar ruangan sebaiknya dikurangi.

Simak lebih lanjut untuk mengetahui apa saja dampak negatif dari polusi udara dan cara pencegahannya.

Baca juga: Apakah Polusi Udara Menjadi Penyebab ISPA?

Apa saja dampak buruk akibat polusi udara?

Dikutip dari Siloam Hospitals, dampak negatif polusi udara, antara lain:

  • Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA): bahan beracun seperti karbon monoksida, partikulat, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida adalah komposisi polusi udara yang bisa mengganggu organ pernapasan.
  • Asma: penyakit kronis dengan gejala susah bernapas, batuk, hingga nyeri dada.
  • Bronkitis: ditandai dengan batuk berdahak ataupun batuk kering. Jika berdahak, umumnya dahak yang dikeluarkan berwarna bening, kehijauan, dan kekuningan.
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK): disebabkan oleh kerusakan pada paru-paru, termasuk akibat polusi di luar ruangan.
  • Kanker paru-paru: karbon monoksida pada polusi sebabkan karsinogen yang rentan picu kanker paru-paru.

Baca juga: Tak Hanya Polusi Udara, Ini 4 Hal yang Bisa Menyebabkan ISPA

Bagaimana cara mencegah dampak buruk polusi udara?

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan agar masyarakat membatasi aktivitas di luar ruangan mengingat polusi udara yang masuk kategori tak sehat.

Menurut Tjandra, kalaupun masyarakat harus berada di luar ruangan, sebenarnya belum ada rekomendasi waktu maksimal demi mengurangi risiko dampak buruk polusi pada kesehatan, termasuk ISPA.

"Tentu tidak ada lama waktu yang pasti karena kita tidak tahu persis di lokasi kita berapa tinggi polutannya, bagaimana arah anginnya, bagaimana kelembaban dan lainnya," ujar Tjandra dikutip dari Antara, Rabu (16/8/2023).

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu juga mengatakan, daya tahan tubuh dan ada tidaknya penyakit kronik juga ikut menentukan risiko seseorang terkena masalah kesehatan karena berada di lingkungan dengan polusi udara.

"Yang penting, bila mungkin membatasi aktivitas di luar ruangan lebih baik," imbuhnya.

Berbicara dampak kesehatan akibat polusi udara, dia menyebut infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA merupakan salah satunya, yang menyerang saluran pernapasan, baik saluran atas maupun bawah.

Tjandra menambahkan, ISPA yang tidak tertangani bisa mengakibatkan infeksi yang berat sampai pneumonia.

Karena itu, ISPA akibat dampak polusi udara sebaiknya diobati dengan obat simtomatik atau sesuai gejala, pola hidup baik dan istirahat yang cukup.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Sebabkan Bronkitis, Begini Gejalanya

Setelah mengetahui apa saja dampak polusi dan cara mencegahnya, kita dapat lebih mewaspadai penyakit terkait udara yang buruk.

Segera periksa ke dokter apabila Anda mengalami flu, batuk, pilek, hingga susah bernapas. Selain itu, jangan lupa untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menggunakan masker di luar maupun dalam ruangan, konsumsi makanan bergizi, rutin olahraga, dan hindari begadang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau