KOMPAS.com - Kasus positif Covid-19 mengalami kenaikan di Indonesia. Meski demikian, masyarakat tak perlu khawatir dalam menanggapi adanya kenaikan Covid-19 terbaru ini.
Perlu diketahui, kasus positif Covid-19 yang terjadi yaitu subvarian omicron. Covid-19 omicron memiliki gejala yang lebih ringan dan fatalitas rendah jika dibandingkan dengan varian delta.
Artikel ini akan menjelaskan mengenai alasan kenaikan kasus corona dan langkah yang perlu dilakukan apabila Anda positif Covid-19 omicron.
Baca juga: Ahli Jelaskan Gejala Covid-19 Terbaru Mirip Flu
Dokter spesialias paru, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, Msc, Sp.P (K), menjelaskan menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu panik menanggapi adanya kenaikan kasus Covid-19 terbaru ini.
Prof Erlina menegaskan jika Covid-19 subvarian Omicron ini lebih ringan dibandingkan dengan jenis virus sebelumnya namun subvarian ini juga lebih menular.
“Omicron lebih ringan dibandingkan zaman Delta, yang banyak orang sesek, banyak yang meninggal, oksigen kita sampai kehabisan, karena semua orang perlu oksigen," jelas Erlina dalam podcast Kemenkes bertajuk “Sudah Muncul Mycoplasma Pneumonia, Disusul Kasus Covid Naik, Gimana Ini?", Kamis (14/12/2023).
"Kalau Omicron ya nggak begitu, lebih ringan gejalanya, tapi dia lebih mudah menular juga.” imbuhnya.
Erlina lantas menjelaskan alasan munculnya subvarian Covid-19 baru. Menurut penjelasannya, kemunculan varian baru Covid-19 terjadi karena virus bersirkulasi, berkembang, dan bermutasi.
“Karena virus ini kalau terus bersirkulasi, berkembang dia, yang terjadi adalah dia bermutasi. Terjadi perubahan susunan materi genetik dan terrjadilah sub-varian. Subvarian, bukan varian baru yang EG-5. Di Indonesia juga udah ketemu itu, EG-5.” jelas Erlina.
Erlina juga turut menjelaskan jika perkembangan penularan Covid-19 subvarian Omicron ini mengalami peningkatan di Indonesia.
Baca juga: Ketahui Jenis Vaksin Covid-19 Primer dan Booster
Hal tersebut disebabkan maraknya proses mobilisasi dari luar negeri oleh masyarakat yang tidak terkendalikan.
“Nah ingin saya sampaikan, kalau di negara sekitar kita sudah terjadi peningkatan, Indonesia juga biasanya begitu. Kenapa? Karena mobilitas manusia itu nggak bisa kita kendalikan.”tegas Erlina.
Pemerintah melakukan pendataan kasus covid terbaru ini setiap bulan mulai dari Juli hingga paling tinggi di bulan Desember 2023 ini.
“Jadi, Indonesia pun tendensinya terjadi kenaikan. Juli pernah nol, Agustus pernah nol. Tapi kemudian ada beberapa puluh. September juga beberapa puluh dalam satu minggu. Dalam satu minggu Oktober mulai 80 per minggu, November naik sampai 150, Desember sekarang sudah 200 lebih bahkan 315 yang angka terakhir per satu minggu.” ucap Erlina.
Sehingga, dapat kita lihat bahwa di Indonesia saat ini memang sedang mengalami tendensi kenaikan pasien positif Covid-19 Omicron.