JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat umum beranggapan melahirkan dan rasa nyeri adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Rasa nyeri bahkan membuat seorang wanita trauma untuk melahirkan lagi. Menurut dr. Tubagus Erwin Kusuma. Sp.KJ(K), dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dan ahli Hipnosis dari RSCM, untuk menghindari rasa nyeri saat melahirkan, seorang wanita dapat menggunakan Hipnosis persalinan (hypnobirthing).
"Hypnobirthing adalah upaya penggunaan hipnosis untuk memperoleh persalinan yang lancar aman dan nyaman," ujarnya dalam pada seminar sehari yang bertajuk Persalinan Tanpa Nyeri Persalinan Nyaman, di Jakarta, Sabtu (1/8).
Ia menuturkan pada dasarnya manusia terbagi atas tenaga sadar dan bawah sadar. Pada hynobrthing, seseorang akan dibangkitkan tenaga bawah sadar. Tenaga bawah sadar berfungsi sebagai disket yang merekam atau memasukan data dari apa yang ditafsirkan melalui panca indra. Sedangkan tenaga sadar pada raga sebagai "printer" yang melaksanakan apa yang terekam.
Selama kehamilan, lanjut Erwin, paling tidak pasien menemui ahli hipnosis sebanyak tiga kali. Sekanjutnya Pasien akan diberikan afirmasi (sugesti)yang bersifat menenangkan. Afirmasi tersebut berupa kalimat-kalimat positif, seperti "kehamilan saya, sehat", "saya dan bayi saja sehat, tenang dan kuat", "persalinan saya aman". Selanjutnya afirmasi dari tersebut akan menjadi program yang direkam pada jiwa oleh tenaga bawah sadar.
Erwin menerangkan, setiap orang mempunyai kecepatan yang berbeda untuk menyerap afirmasi ke dalam tenaga bawah sadarnya. Bagi pasien yang pendidikannya kurang, afirmasi akan lebih mudah masuk dibanding yang berpendidikan tinggi. Pasalnya, pasien yang berpendidikan akan memikirkan kembali afirmasi yang diberikan.
Jika afirmasi-afirmasi positif tersebut sudah masuk ke tenaga bawah sadar, lanjut Erwin, seorang ibu hamil akan menghayati bahwa proses persalinannya akan berjalan lancar tanpa rasa sakit, maka itu yang akan diperolehnya. "Kalau tidak ada kelainan, maka saat melahirkan tidak akan terasa sakit sama sekali. You are what you think," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.