Kompas.com — Gangguan pada mulut dan gigi jangan diremehkan. Bukan hanya menimbulkan rasa nyeri, tetapi juga bisa bikin kehidupan seks berantakan. Penyakit radang gusi atau periodontitis, misalnya, bisa menyebabkan pria mengalami susah ereksi alias impoten.
Periodontitis merupakan tahap lanjut penyakit gusi di mana di antara gigi dan gusi terbentuk kantong plak sehingga gusi meradang, memperbesar kantong, dan menampung lebih banyak plak. Kantong nanah dapat terbentuk pada daerah gelap ini. Jika tidak dirawat, gigi akan goyah bahkan tanggal.
Biasanya periodontitis tidak terasa sakit. Pada beberapa kasus terjadi infeksi akut sehingga terbentuk abses atau nanah sehingga menimbulkan rasa sakit.
Apabila Anda mulai merasakan gejala peridontitis, periksalah ke dokter gigi. Makin cepat Anda ke dokter gigi, makin besar pula kemungkinan gusi sembuh dan mencegah gigi tanggal.
Bukan hanya itu, studi terbaru menyebutkan periodontitis yang terjadi pada mencit bisa menyebabkan impotensi. Hasil penelitian ini menguatkan studi sebelumnya yang menemukan penyakit radang gusi banyak ditemukan pada pria-pria yang menderita disfungsi ereksi.
"Mengenali dan merawat penyakit periodontitis pada pasien, baik yang menderita disfungsi ereksi maupun tidak, bisa menyelamatkan kehidupan seksual pasien," kata peneliti dari Luzhou Medical College di China.
Dalam penelitian tersebut, para ahli menemukan periodontitis akan meningkatkan inflamasi atau peradangan pada tubuh mencit. Inflamasi merupakan respons sistem imun dan bisa bermanfaat manakala tubuh melawan infeksi. Akan tetapi, inflamasi yang berlangsung terus-menerus dalam level tinggi bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Mencit-mencit percobaan yang menderita periodontitis memiliki sedikit enzim yang bertugas dalam pencapaian ereksi, yakni enzim eNOS. Enzim ini memproduksi oksida nitrat yang akan membuat pembuluh darah rileks dan meningkatkan sirkulasi darah ke bagian penis.
Inflamasi yang disebabkan oleh periodontitis akan mengurangi oksida nitrat sehingga mengganggu ereksi. Akan tetapi, mekanisme ini baru dilihat pada mencit, belum diketahui apakah hal yang sama juga terjadi pada manusia.
Akan tetapi, sebuah studi lain menemukan pria yang menderita disfungsi ereksi memiliki marker inflamasi yang tinggi, seperti protein C-reactive. "Penyebab tingginya inflamasi lain pada tubuh adalah lemak perut," kata Dr David Meldrum, pakar infertiliti dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat.
Faktor-faktor lain yang berpengaruh pada gangguan ereksi, antara lain, kegemukan, penyakit jantung, diabetes, dan juga nikotin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.