PADANG, KOMPAS.com - Diperkirakan, saat ini ada lebih dari 3 juta masyarakat Indonesia yang mengidap penyakit mata katarak. Kondisi ini semakin diperparah dengan masih minimnya jumlah dokter mata di Indonesia khusunya di daerah-daerah.
Dr. Ardizal Rahman, Sp.M, koordinator Pengabdian Masyarakat Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Padang mengungkapkan hal tersebut saat mengunjungi acara Pembukaan Operasi Katarak Gratis di Rumah Sakit Militer Padang, Rabu (11/1/2012) kemarin.
"Spesialis banyak sekali cabangnya bukan hanya mata saja, sehingga minat ke mata jadi terbagi," ucap Ardizal yang sehari-hari bertugas di Rumah Sakit M. Djamil, Padang.
Ardizal mengungkapkan, pusat pendidikan khusus mata sebenarnya telah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para dokter umum untuk ditingkatkan menjadi dokter spesialis mata. Tapi sayangnya, jumlah peminat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi ini juga semakin diperburuk dengan masih minimnya fasilitas pendidikan, khususnya di Padang.
"Total dokter spesialis mata yang praktek di Padang ada 24 orang dan masih dibutuhkan beberapa orang dokter mata lagi untuk ditempatkan menjadi dosen," katanya.
Namun demikian, Ardizal menargetkan setiap tahunnya akan terjadi penambahan spesialis mata sebanyak dua orang di wilayahnya untuk menutupi kekurangan tenaga yang ada.
Penyebaran tak merata
Minimnya tenaga spesialis mata juga diungkapkan Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, dr. Bambang Sardjono, MPH . "Dokter mata masih kurang. Apalagi penerimaan di fakultas kedokteran bagian mata tidak besar. Paling setahun hanya ada 6 sampai 10 orang," katanya.
Bambang memperkirakan, setiap tahunnya ada penambahan sekitar 120-200 orang dokter mata di Indonesia. Selama ini, penyebaran dokter mata cenderung tidak merata dan lebih banyak berpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung. Padahal, sebagian besar pasien katarak justru adalah masyarakat miskin yang tinggal di kota-kota kecil.
"Tidak bisa dipungkiri, daerah-daerah seperti Jakarta mendatangkan banyak keuntungan dari segi ekonomi," ucapnya.
Untuk menjangkau pasien katarak di daerah-daerah, kata Bambang, pihaknya telah berusaha untuk menjemput bola dengan melakukan kunjungan langsung ke lapangan. "Karena kalau menunggu pasien datang ke rumah sakit atau klinik-klinik mata, hanya orang tertentu yang bisa mengakses kesana," tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa, Kemenkes sampai saat ini masih terus melakukan upaya pemerataan penyebaran dokter mata dengan menawarkan para calon dokter beasiswa dan setelah lulus ditempatkan di rumah sakit yang jauh dari ibu kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.