Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim, Ketersediaan Kornea Mata Atasi Kebutaan

Kompas.com - 12/04/2012, 17:09 WIB

KOMPAS.com - Ketersediaan kornea mata untuk atasi masalah kebutaan di Indonesia masih minim. Padahal, kasus tersebut diperkirakan akan meningkat.  

Demikian disampaikan Spesialis Mata Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, dr. Suharjo, Rabu (4/4/2012), di Yogyakarta, ketika berbicara soal operasi cangkok kornea di Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indra tahun 1993-1996, sekitar 1,5% penduduk Indonesia mengalami kebutaan. Sementara itu, operasi cangkok kornea mata adalah cara untuk menggantikan kornea yang keruh yang merupakan penyebab kebutaan.

"Sampai saat ini, kornea mata yang ada di Indonesia berasal dari Amerika. Jumlah yang diberikan pun minim dan harus dibagi untuk beberapa rumah sakit di Indonesia. Intinya kornea mata dari Amerika masih diperebutkan," paparnya.

Ia memberi contoh, kasus pencangkokan korena mata di RS Sardjito Yogyakarta sekitar 100 kasus per tahunnya. Untuk tahun 2010-2011 ini, sekitar 61 kasus pencangkokan dapat terjadi. Namun, di tahun 2012 ini, jumlah operasi pencangkokan justru menurun yakni sekitar 5 kasus saja.

"Padahal, kalau operasi cangkok kornea mata ini ditunda, kebutaan akan makin parah dan menyebabkan komplikasi lainnya," tambahnya.

Suharjo menambahkan, minimnya korena mata juga dipicu oleh minimnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan korneanya. Katanya, budaya mendonor di Indonesia masih sangat lemah.

Ia mencontohkan, di Singapura, budaya mendonor kornea mata justru tinggi. Karena saat orang mau meninggal di RS, mereka akan menuliskan surat wasiat. Dalam surat wasiat tersebut akan berisi ketersediaannya untuk mendonorkan kornea.

"Budaya untuk mendonorkan kornea mata pun belum banyak disosialisasikan di masyarakat. Akibatnya, masyarakat tidak paham dan cenderung ketakutan," tambahnya.

Ia pun menambahkan, operasi cangkok kornea mata membutuhkan biaya yang besar. Operasinya pun tergantung pada penyakit masing-masing orang dan kualitas donor korneanya. (Olivia Lewi Pramesti)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau