JAKARTA, KOMPAS.com - Konsumsi karbohidrat dan lemak masyarakat Indonesia melebihi anjuran. Hal ini tak lepas dari besarnya konsumsi beras dan kebiasaan menggoreng makanan.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010,rata-rata konsumsi lemak secara nasional 47,2 gram atau 25,6 persen dari total konsumsi energi atau lebih dari anjuran Pedoman U mum Gizi Seimbang (PUGS) yakni 25 persen. Sedangkan, kontribusi karbohidrat terhadap total konsumsi energi adalah 61 persen atau sedikit di atas angka yang dianjurkan yakni 50-60 persen dari total konsumsi energi.
Dia mengatakan, secara nasional tampaknya hanya lebih sedikit saja, tetapi membahayakan kesehatan. Terjadi akumulasi lemak baik dari kelebihan konsumsi lemak itu sendiri maupun karbohidrat karena asupan karbohidrat yang berleb ih akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak. Akibatnya, kolesterol tinggi dan rawan menyebabkan penyakit pembuluh darah, ujar Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi sekaligus dokter spesialis gizi klinik Tirta Prawita Sari, Jumat (2/11/2012).
Sebelumnya, secara terpisah, Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan, Minarto mengungkapkan pan dangan serupa. Masyarakat Indonesia itu kelebihan konsumsi beras, minyak, dan lemak. Biasanya, ini terkait dengan kebiasaan menggoreng makanan. Sedangkan, konsumsi sayur, buah, dan protein malah kurang, ujarnya.
Tirta berpandangan, gizi seharu snya seimbang kontribusinya terhadap total konsumsi energi yakni kontribusi karbohidrat 50-60 persen dari total konsumsi energi, protein 15-20 persen, dan lemak jenuh kurang dari 10 persen. Jenis makanan juga harus dipilih yang mempunyai nilai vitamin, mineral, dan serat baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.