KOMPAS.com - Sudah menjadi tugas sebuah keluarga untuk membangun dan membentuk kepribadian dan mental yang sehat seorang anak. Di tengah keluarga, seorang anak berhak mendapat haknya agar tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan, penelantaran, tindak kekejaman fisik maupun diskriminasi.
Perlu mendapat perhatian khusus bahwa tugas mengasuh dan membesarkan anak merupakan suatu amanah dari Allah. Tak sedikitpun kita berhak untuk memperlakukan buah hati kita dengan tindakan yang menyakitkan baik fisik, mental dan intimidasi. Mengasuh anak memerlukan persiapan fisik, mental dan emosi yang baik dari kedua orangtua, keluarga dan masyarakat dan lingkungan.
Hanya dengan suasana kasih sayang, maka pengasuhan seorang anak dapat dilakukan dengan ikhlas dan penuh nikmat menjadi orangtua. Banyak keluarga begitu mendambakan hadirnya seorang anak yang menghiasi rumahtangga mereka, namun mengapa kita yang telah dikaruniai anak tidak mengasuhnya dengan penuh kasih dan sayang.
Sudah selayaknya memberikan tempat yang nyaman dan aman bagi pertumbuhan secara fisik dan mental seorang anak yang sedang tubuh dan berkembang. Hal ini bukan hanya tanggung jawab sebuah keluarga bahkan juga masyarakat, pemerintah dan negara. Hak-hak perlindungan anak dijamin dalam sebuah undang-undang. Kendati tidak mudah menjadi orangtua, namun siapkan diri kita sejak membentuk sebuah keluarga baru dan menyadari bahwa tugas kewajiban dan tanggung jawab selaku orangtua adalah mengasuh, memelihara dan mendidik serta melindungi anak . Mendorong kemampuan perkembangan bakat dan kemampuan anak.
Ada tiga hal penting dalam memenuhi kebutuhan dasar anak selama masa perkembangan tersebut, yakni Asuh, Asih dan Asah.
Asuh : meliputi pemenuhan kebutuhan makanan yang sehat dan bergizi, kesehatan tubuh, kebersihan, pakaian, tempat tinggal, lingkungan yang baik.
Asih : meliputi kebutuhan emosi, kasih sayang. Terutama pada tahun tahun pertama kehidupan seorang anak. Hubungan yang erat, mesra dan selaras merupakan syarat mutlak untuk menjamin masa tumbuh kembang secara optimal, baik mental, sosial dan psikologis anak kelak ketika dewasa. Kekerasan terhadap anak, baik berupa penganiayaan fisik berupa pemukulan, melukai, mencubit, bahkan kekerasan dalam ucapan serta kurangnya kasih sayang akan memberikan dampak negatif pada masa tumbuh kembang. Anak akan mengalami perasaan tidak aman, tertekan dan terjadi ketidak seimbangan mental emosional ketika dewasa. TIdak ada penyembuhan segera atas tindakan kekerasan atau child abuse. Rekaman memori anak akan menyimpan semua perilaku negatif orangtua ataupun anggota keluarga yang telah melakukan child abuse tersebut. Sebaiknya tindakan mendidik anak tidak menggunakan lagi cara-cara demikian.
Asah : asah ini merupakan kebutuhan akan stimulasi mental yang positif. Stimulasi atau rangsangan mental yang positif ini merupakan awal proses anak belajar di tengah keluarga. Bila kita telah salah menerapkan pola Asah ini maka perkembangan mental anak akan mengalami kesulitan dalam pergaulan ditengah masyarakat. Rangsangan terhedap perkembangan mental ini akan membantu proses anak belajar kemandirian, kreativitas, kecerdasan, kepribadian, agama /iman, moral dan sopan santun/ etika dalam bergaul. produktivitas, dan selanjutnya secara psikologis atau kesehatan mental seorang anak akan berkembang maksimal Itulah tiga kebutuhan dasar dalam mengasuh seorang anak di tengah keluarga yang harus perhatikan oleh orangtua.
Berikut contoh menerapkan pola asuh positif sesuai usia anak :
Pola asuh positif untuk anak usia 1-2 tahun : membacakan cerita atau dongeng, mengajarkan nama anggota tubuh, bermain dengan anak,mengembangkan kemampuan berbicara dan menggunakan bahasa yang sopan, berdoa, berdoa, menyapa orang yang ditemui dan mengucapkan kata terimakasih, serta beberapa kalimat positif yang pendek pendek.
Pola asuh positif usia 2-3 tahun : Menyediakan waktu bersama untuk membacakan cerita anak, berdoa, mendorong anak bermain peran, mengajak permainan berkelompok untuk bersosialisasi, kenalkan dengan lingkungan sekitar dan jalan jalan mengenal alam, menyanyikan lagu sederhana anak-anak.
Pola asuh positif usia 3- 5 tahun : Tetap lanjutkan kebiasaan mendongeng dan membacakan buku, berdoa bersama, mengunjungi toko buku bersama, mengenalkan alat musik sederhana dan memberik kesempatan memainkan dan berikan pujian, kembangkan konsep untuk berani bergabung dalam kelompok bermain dan berbagi milik seperti kue atau permen. Mengajarkan anak untuk menggunakan kalimat yang lengkap dalam menyampaikan sesuatu. Bantu anak untuk menggunakan kalimat yang benar dan berikan pujian ketika berhasil mencapai sesuatu yang positif. Orangtua hendaknya juga belajar konsisten dalam mengajarkan kedisiplinan. Nyatakan dengan jelas dan penuh kasih sayang tentang model perilaku mana yang ingin kita kembangkan pada diri anak.
Salam hangat bagi orangtua yang penuh cinta semoga bermanfaat.
Sumber: berbagai literatur perkembangan mental dan jiwa anak. Buku pedoman deteksi dini gejala dan perilaku penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak,IDAI Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.