Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2013, 09:37 WIB

KOMPAS.com - Jumlah wanita di dunia yang menggunakan kontrasepsi modern seperti pil mengalami peningkatan. Namun diperkirakan masih ada sekitar 233 juta wanita yang belum dapat mengakses metode kontrasepsi ini. Ini berarti pasangan ini harus mengandalkan metode kontrasepsi tradisional, seperti tidak melakukan seks atau mengeluarkan penis sebelum ejakulasi terjadi.

Para peneliti menganalisa data dari tahun 1990 hingga 2010 tentang wanita usia reproduktif yakni 15 hingga 49 tahun di 194 negara. Mereka menemukan, penggunaan kontrasepsi meningkat di kalangan wanita yang sudah menikah dari sekitar 55 ke 63 persen selama jangka waktu tersebut. Sedangkan wanita dengan unmet need turun dari 15 ke 12 persen. Wanita dengan unmet need merupakan wanita yang ingin menunda kehamilan atau tidak ingin mempunyai anak, namun tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun.

Pertumbuhan populasi dan faktor lainnya membuat dunia perlu menaikkan angka kontrasepsi dari 900 juta di tahun 2010 menjadi 962 juta di tahun 2015. Menurut para peneliti di United Nations Population Division dan National University of Singapore, program keluarga berencana yang kembali digalakkan membutuhkan penyediaan metode kontrasepsi modern hingga 233 juta yang dapat diakses oleh masyarakat.

Berdasarkan studi yang dimuat dalam jurnal The Lancet, peningkatan terbesar dalam penggunaan kontrasepsi modern yaitu sebanyak lebih dari 15 persen antara tahun 1990 dan 2010 berada di kawasan Asia selatan dan timur, serta Afrika utara dan selatan. Namun, di Afrika tengah dan barat, penggunaan kontrasepsi oleh wanita yang sudah menikah tetap rendah.

Selama periode yang sama, penurunan unmet need terbesar ada di Amerika Tengah dan Afrika Utara, yaitu turun sebesar 9 persen. Sebagian besar negara memiliki tingkat unmet need yang stabil atau berkurang, namun lebih dari 20 persen perempuan menikah di Afrika timur, tengah dan barat masih memiliki unmet need pada tahun 2010.

Di seluruh dunia, diperkirakan ada 146 juta wanita yang sudah menikah memiliki unmet need untuk kontrasepsi modern pada tahun 2010. Angka ini meningkat menjadi 221 juta jika ikut disertakan pula wanita yang menggunakan kontrasepsi tradisional.

"Hal ini membuat kekhawatiran karena ternyata penggunaan kontrasepsi masih sangat rendah di banyak negara Afrika," kata John Cleland, profesor di London School of Hygiene & Tropical Medicine di Inggris dalam sebuah rilis berita jurnal. Cleland mengatakan negara-negara Chad, Mali dan Mauritania kemungkinan akan mengalami peningkatan jumlah penduduk tiga kali lipat dari jumlah penduduk saat ini, yang akan menambah beban pada ekosistem mereka.

"Perluasan layanan berbasis masyarakat merupakan prioritas, namun penting juga untuk mengatasi oposisi sosial soal kontrasepsi, dan upaya untuk melibatkan dukungan dari para pemimpin agama dan pemerintah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau