KOMPAS.com — Kebanyakan pasien yang datang ke klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera tempat saya berpraktik sehari-hari memang memiliki gangguan kecemasan yang mempunyai manifestasi klinis yang bermacam-macam. Keluhan psikosomatik adalah keluhan yang paling sering membuat pasien datang. Keluhan fisik yang ternyata tidak berdasarkan hal obyektif yang jelas ini memang sering menjadi masalah kecemasan pasien. Belakangan ini, saya mendapatkan beberapa kasus yang dasar kecemasannya adalah pikiran obsesif. Saya akan menunjukkan beberapa kasus agar menjadi jelas buat pembaca sekalian.
Kasus 1.
Laki-laki usia 15 tahun datang dengan keluhan sulit menghapuskan pikirannya dari konteks seksual seperti masturbasi. Pasien juga sering merasa mulutnya kering sehingga sangat sering melakukan kumur-kumur untuk membasahi mulutnya. Ketika datang kali pertama ke tempat praktik, selama 25 menit wawancara, saya mencatat ada sekitar 6 kali pasien melakukan kumur-kumur di wastafel ruang praktik. Pikiran-pikirannya akan masturbasi tidak bisa hilang walaupun pasien merasa jijik dengan pikirannya tersebut. Pasien merasa kesulitan mengendalikan pikirannya. Pasien diterapi berdasarkan keluhannya tersebut, dan dua bulan pasca-terapi menunjukkan hasil yang baik. Pikirannya akan masturbasi sudah berkurang dan kebiasaannya kumur-kumur sudah tidak dilakukan lagi.
Kasus 2.
Laki-laki usia 18 tahun pikirannya selalu mengingat-ingat nomor polisi mobil yang dia lihat. Setiap ada mobil yang lewat, pasien selalu secara otomatis mengingat-ingat nomor polisi yang tertera di mobil tersebut. Pasien sudah berusaha untuk mencoba mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang berhubungan dengan mobil tersebut, tetapi pasien kesulitan. Pasien menjadi cemas jika tidak mampu menghilangkan pikiran-pikirannya tersebut.
Kasus 3.
Wanita usia 27 tahun sering kali kebingungan untuk melakukan sesuatu berhubungan dengan hitung-menghitung. Pikiran takut salahnya membuat dia selalu berkali-kali menghitung barang-barang di tokonya. Kebetulan dia bekerja di toko milik ayahnya. Pasien juga kesulitan jika berada di mal dan hendak membeli makanan. Dia akan berdiri di depan kasir sampai mencoba menghitung-hitung jumlah uang, kembalian uang, dan berapa yang harus disiapkan. Kondisi ini malahan sering membuatnya tidak jadi membeli makanan.
Pikiran obsesif perilaku kompulsif
Gangguan obsesif kompulsif adalah suatu jenis gangguan kecemasan yang mempunyai gejala khas, yaitu adanya pikiran obsesif yang berulang terhadap sesuatu hal. Hal tersebut biasanya berhubungan dengan menghitung, membersihkan/mencuci, memeriksa. Semuanya dilakukan berulang kali (perilaku kompulsif) karena, kalau tidak, akan menimbulkan rasa cemas. Walau dilakukan pun, pasien masih merasakan kecemasan yang luar biasa.
Pikiran akan ketakutan dengan kontaminasi, baik bakteri, kotoran, maupun hal-hal yang bisa menginfeksi pasien sering membuat pasien mengalami perilaku kompulsif berulang mencuci atau membersihkan sesuatu. Ada rasa ketidakpuasan jika tidak melakukan hal tersebut; yang jikapun dilakukan, tidak menghilangkan kecemasan pasien. Pasien dengan gangguan obsesif kompulsif juga sering mengurutkan sesuatu, merapikan sesuatu dengan urutan tertentu, dan juga sering melakukan hal-hal yang sifatnya berurutan secara kaku.
Dalam praktik sehari-hari, pasien yang datang adalah pasien yang mengalami kecemasan berat karena kondisinya sulit dikendalikan. Pasien bisa menghabiskan waktunya hanya untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan, mengecek, atau memeriksa sesuatu. Pengobatan pasien dengan gangguan semacam ini biasanya membutuhkan obat antidepresan.
Clomipramine adalah antidepresan yang menjadi pilihan utama untuk pasien dengan gangguan cemas obsesif kompulsif. Selain itu juga obat-obat antidepresan seperti Sertraline juga mempunyai efek yang baik. Satu yang perlu diingat adalah, pengobatan pasien yang mengalami kondisi cemas seperti ini biasanya agak lama dan membutuhkan kesabaran; bukan hanya dari pasien, melainkan juga dokternya.
Semoga membantu. Salam Sehat Jiwa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.