TANYA :
Dear Dokter Citra yang baik. Ada yang ingin saya tanyakan. Apakah kebiasaan sering gonta-ganti pasta gigi akan berdampak pada kesehatan gigi ? Bagaimana sebaiknya memilih pasta gigi yang cocok dengan kondisi gigi kita. Masalahnya, sekarang begitu banyak pasta gigi yang menawarkan berbagai keunggulan yang malah membuat konsumen menjadi bingung. Terima kasih dok. Mohon penjelasannya...
(Selamat Anwar Sadat, 20 tahun, 50 kg, 160 cm, Praya)
JAWAB :
Hai Mas Selamat, menarik sekali pertanyaan anda.
Sampai sejauh ini, belum ada penelitian yang menyebutkan adanya efek samping negatif dari kebiasaan sering menggonta-ganti merk pasta gigi. Namun, ada perlunya juga secara berkala kita mengganti merk pasta gigi. Sebab, kandungan pada setiap pasta gigi berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga diperlukan penggantian secara berkala dari beberapa merk pasta gigi untuk memperoleh manfaat yang maksimal.
Pemilihan pasta gigi yang baik adalah dengan menyesuaikan kandungan di dalam pasta gigi dengan kebutuhan kondisi rongga mulut anda. Sebelumnya saya bahas terlebih dahulu, kandungan utama dan tambahan apa saja yang perlu ada di dalam suatu pasta gigi:
1. Bahan abrasif atau agen pemoles – Dicalcium Phosphate Dihydrate, Silica, Aluminum Hydroxide, Calcium Carbonate: Bulu sikat gigi yang digunakan tanpa pasta gigi, tidak mampu menghilangkan plak dari permukaan email gigi. Oleh karena itu diperlukan bahan abrasif untuk membantu menghilangkan plak dan pewarnaan ringan pada email gigi. Namun tingkat keabrasifan yang terlalu tinggi di dalam kandungan pasta gigi, justru dapat merusak email gigi.
2. Pelarut – Air: Air diperlukan untuk membantu pencampuran seluruh bahan-bahan lain, sehingga konsistensi suatu pasta gigi tepat.
3. Pelembab – Glycerin, Sorbitol: Berfungsi untuk mencegah pasta gigi mengering dan mencegah pertumbuhan mikrobiologis.
4. Deterjen – Sodium Lauryl Sulphate: Sodium Lauryl Sulphate (SLS) merupakan deterjen yang ringan dan aman untuk digunakan. Deterjen ini menghasilkan busa selama proses penyikatan gigi, yang berfungsi untuk melonggarkan perlekatan makanan dan plak pada email gigi, serta membantu pasta gigi sampai ke sela-sela gigi. Namun, menurut beberapa penelitian SLS dapat menyebabkan sariawan pada mulut.
5. Agen pengikat dan pengental – Hydrated Silica, Cellulose Gum, Carrageenan: Berfungsi untuk menyatukan kandungan pasta gigi yang berbentuk padatan dan cairan. Serta untuk membentuk konsistensi yang tepat pada saat pasta gigi dikeluarkan dari kemasannya.
6. Agen perasa – Spearmint, Peppermint, Menthol, Sodium Bicarbonate: Rasa yang digunakan di dalam pasta gigi memberikan efek bersih dan segar setelah menyikat gigi. Namun beberapa agen perasa seperti mint, cinnamon, dan menthol dilaporkan pernah menyebabkan alergi pada rongga mulut penggunanya.
7. Fluoride – Sodium Monofluorophosphate, Sodium Fluoride: Fluoride berfungsi untuk membantu proses pengembalian mineral pada gigi. Kandungan fluoride maksimum untuk orang dewasa adalah 1000 ppm, sedangkan untuk anak-anak adalah 250-500 ppm dan usahakan jangan sampai tertelan.
8. Pemanis buatan – Sodium Saccharin: Tanpa menambahkan pemanis buatan di dalam pasta gigi, rasa pasta gigi akan kurang mengenakan. Biasanya pemanis buatan yang digunakan tidak akan merusak gigi anda.
9. Agen pewarna: Agen pewarna buatan terkadang ditambahkan ke dalam pasta gigi untuk menghasilkan penampilan yang menarik.
10. Vitamin - Vitamin E (Tocopheryl Aceteate), Pro Vitamin B5 (Panthenol) dan B Vitamin Folic Acid, Permethol: Berfungsi menjaga kesehatan gusi dan mengurangi perdarahan pada gusi
11. Agen antibakteri – Triclosan, co-enzyme Q10: Berfungsi untuk mengurangi bakteri pada rongga mulut. Namun Triclosan dilaporkan dapat menyebabkan alergi pada rongga mulut anak-anak.
12. Agen desensitisasi - Potassium Citrate: Mengurangi rasa ngilu pada gigi yang sensitif.
Setelah mengetahui berbagai macam kandungan dan fungsinya di dalam suatu pasta gigi, saatnya anda yang menentukan ingin menggunakan merk pasta gigi mana yang sesuai kebutuhan di dalam rongga mulut anda. Hal ini juga dapat dikonsultasikan langsung dengan Dokter Gigi langganan anda, setelah dilakukan pemeriksaan klinis pada rongga mulut anda.
Sebagai contoh, jika anda memiliki kasus gusi berdarah, setelah mendapatkan perawatan gusi dari Dokter Gigi dapat dilanjutkan menggunakan pasta gigi yang mengandung vitamin dan nutrisi yang mampu menjaga kesehatan gusi. Jika kita memiliki riwayat alergi terhadap rasa mint, berarti pasta gigi yang mengandung agen perasa mint harus dihindarkan. Jika anda memiliki riwayat gigi sensitif, maka pasta gigi dengan kandungan potassium citrate yang harus anda pilih.
Biasanya tidak ada satu merk pasta gigi yang memiliki seluruh kandungan-kandungan yang diperlukan pasien. Oleh karena itu, jika satu masalah di dalam rongga mulut anda selesai, ada perlunya mengganti merk pasta gigi yang anda gunakan supaya tidak menjadi resistensi.
Namun, hal yang terpenting dalam menyikat gigi adalah teknik penyikatan yang digunakan, serta frekuensi menyikat gigi. Sebab akan sia-sia jika anda sudah menggunakan pasta gigi yang tepat, namun teknik dan frekuensinya masih kurang tepat.
Demikian Mas Selamat, semoga informasinya bermanfaat.
Salam gigi sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.