Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/06/2013, 17:07 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


Kompas.com - Bencana kabut asap akibat kebakaran di beberapa hutan dan ladang di Riau sampai saat ini belum berhasil dipadamkan. Untuk mengurangi dampak buruk kabut asap bagi kesehatan, para warga dibagikan masker.

Selain di beberapa kota di Sumatera dan Batam, warga Singapura dan Malaysia juga tampak mengenakan masker saat bepergian ke luar rumah.

Menurut dr.Agus Dwisusanto, spesialis paru, pemakaian masker memang bisa menghambat masuknya asap dan partikel-partikel kecil yang terbawa asap masuk ke saluran napas.

Baca juga: Terlambat Menyadari, Nunung: Membantu Itu Boleh, Tapi...

Namun, efektif tidaknya masker tergantung pada jenis masker yang digunakan. "Masker biasa hanya menghambat masuknya partikel, sedangkan gas hasil pembakaran tidak bisa dihambat," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/6/13).

Untuk mencegah dampak buruk polutan dari kabut asap, Agus menyarankan penggunaan masker khusus yang punya kemampuan menyaring polutan sampai lebih dari 90 persen.

"Bisa dipakai masker yang punya kategori N. Angka di belakang kode N menandakan kemampuan masker dalam memfiltrasi, misalnya N 95 artinya bisa menyaring sampai 95 persen," papar dokter konsultan penyakit paru kerja dan lingkungan dari Departemen Pulmonologi FKUI/RS Persahabatan Jakarta ini.

Baca juga: Tolak Revisi UU TNI, Mahasiswa Papua Sebut Percuma Sekolah Tinggi-tinggi tapi TNI Aktif Duduk di Jabatan Sipil

Komponen dalam asap yang bisa terhirup sampai saluran napas bawah (tenggorokan sampai paru), adalah yang berukuran di bawah 10 mikron.

"Kalau masker biasa hanya bisa menyaring partikel besar saja, yang kecil akan terhirup apalagi gas," katanya.  


Senada dengan dr.Agus, menurut dr.Nastiti Kaswandani, dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI, masker bisa membantu mengurangi efek buruk polutan, terutama jika dipakai terus menerus.

Baca juga: Pernah Ditegur Tarzan Srimulat gara-gara Terlalu Prioritaskan Keluarga, Nunung: Masa Tuamu Akan Hancur

"Namun harus dipahami bahwa partikel berukuran halus pasti akan tetap terhirup," katanya.

Warga yang tinggal di daerah kabut asap juga disarankan untuk menutup jendela dan mengurangi waktu bepergian ke luar rumah.

Oleh karena itu untuk memastikan kesehatan masyarakat, tentu yang paling baik adalah memadamkan sumber apinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang
     
    Pilihan Untukmu
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Tren

    4 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Makan Daun Kelor, Siapa Saja?

    api-1 . NEXT-READ-V2
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Brandzview

    Jadikan Ramadhan Makin Seru, Segera Persiapkan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Lain Berikut

    api-1 .
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Tren

    8 Gejala Diabetes yang Dirasakan Saat Bangun Tidur, Apa Saja?

    api-1 . NEXT-READ-V2
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    News

    Polisi Gali Motif Eks Kapolres Ngada Cabuli Anak dan Jual Videonya ke Situs Australia

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Travel

    Jembatan Gantung Terpanjang Dunia di Bogor yang Kini Disegel

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Money

    Pemesanan Tukar Uang Baru BI Dibuka Pukul 09.00 WIB, Ini Cara Daftarnya

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Brandzview

    Mau Puasa dengan Tenang? Pastikan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Ramadhan Lain Sudah Siap

    api-1 .
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    News

    TNI Diminta Tak Lindungi Prajurit yang Tembak Mati 3 Polisi di Lampung, Terlalu Barbar

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Travel

    Penukaran Uang Baru 2025 Dibuka Lagi 16 Maret, Ini Cara dan Syaratnya

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    News

    Usai Diperiksa Kejagung, Ahok: Saya Juga Kaget, Kok Gila Juga

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Hype

    Pernah Ditegur Tarzan Srimulat gara-gara Terlalu Prioritaskan Keluarga, Nunung: Masa Tuamu Akan Hancur

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Hype

    Terlambat Menyadari, Nunung: Membantu Itu Boleh, Tapi...

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    News

    Dedi Mulyadi Cari Kades yang Marah soal Pembongkaran Bangunan Liar di Bekasi

    api-1 . POPULAR-INDEX
    Konten disembunyikan.
    Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

    Regional

    Dedi Mulyadi Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor dengan Syarat...

    api-1 . POPULAR-INDEX

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Rekayasa Lalu Lintas Bakal Diterapkan di Jalur Arteri Jateng Saat Lebaran 2025
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi Akun
    Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
    199920002001200220032004200520062007200820092010
    Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
    Verifikasi Akun Berhasil
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau