KOMPAS.com - Kejadian atau pengalaman yang dialami sehari-hari dapat terekam kuat dalam pikiran bawah sadar seseorang. Rekaman memori itu tidak hanya yang bersifat positif tetapi juga negatif.
Tanpa disadari, pengalaman terus terbawa dalam aktivitas sehari-hari. Tanpa sadar pula seseorang memiliki reaksi tertentu pada objek, misalnya fobia pada pesawat, takut pada tangga, hingga merasa tidak enak badan hanya karena melihat hujan.
Reaksi tersebut, menurut pakar mind technology Adi W. Gunawan, merupakan hasil proses memori yang terekam dalam pikiran bawah sadar.
"Pikiran bawah sadar 88 persen mempengaruhi aksi yang dilakukan. Sedangkan pikiran sadar hanya mempengaruhi sebesar 12 persen. Dengan dominasi pikiran bawah sadar, tak mengeherankan bila seseorang lantas memiliki trauma atau phobia," katanya dalam media workshop bertajuk 'Menavigasi Pikiran dengan Hipnoterapi Klinis', Rabu (13/11/13), di Jakarta.
Sejumlah reaksi negatif seperti trauma dan fobia, lanjut Adi, merupakan contoh adanya mental block dalam diri seseorang. Mental block inilah yang menghambat pikiran bawah sadar, mengeksekusi apa yang sudah dilakukan pikiran sadar. Pikiran sadar sendiri bertugas berpikir rasional dengan melakukan analisis, perencanaan cermat, membuat keputusan, dan mengerahkan kemauan (will power).
Mental block papar Adi akan mengakibatkan seseorang sulit maju karena menimbulkan rasa tak percaya diri, gugup, ragu, malas dan tidak fokus. Untuk mengatasi masalah ini, seseorang dapat memilih hipnoterapi sebagai solusi.
Hipnoterapi membantu seseorang berdamai dengan pikiran bawah sadarnya, dan kemudian menghilangkan mental block yang dialami.
Adi menjelaskan, hipnoterapi adalah hipnosis dalam keadaan sadar. Sementara hipnosis adalah kondisi pikiran yang rileks. Kondisi rileks diperlukan supaya seseorang lebih mudah menerima pesan dan sugesti yang dilontarkan. Dalam praktiknya biasanya terapis akan menyuruh kliennya menutup mata dan membayangkan yang indah, hingga gelombang otak yang terpancar hanya 0,5-4 Hz.
Teknik hipnoterapi bisa dilakukan bila klien setuju terapis memasuki pikiran bawah sadar, dan menggali beberapa pengalaman sebelumnya. Tanpa persetujuan, terapis tidak bisa memasuki pikiran unconscious atau subconscious pengguna yang dalam keadaan sadar sepenuhnya.
Selama terapi, terapis akan menanyakan serangkaian pertanyaan yang mengakibatkan terjadinya mental block. Selanjutnya terapis akan menemukan klien dengan usia yang sama saat mental block terbentuk.
"Bila mental block terbentuk saat usia 3 tahun, maka terapis akan berhadapan dengan klien di usia yang sama. Selanjutnya klien akan melakukan hal sesuai arahan terapis untuk menghilangkan mental block tersebut," kata Adi.
Pemulihan, kata Adi, sepenuhnya bergantung pada pasien. Bila pasien bisa bekerja sama dan memandu terapis dengan baik, maka terapi dan pemulihan bisa cepat dilakukan. Satu sesi biasanya berlangsung 2-3 jam, sebanyak 1-4 sesi. Saat mental block sudah dihilangkan, diharapkan klien bisa menjadi pribadi yang baru yang lebih baik.
Meski begitu Adi mengingatkan, hipnoterapi hanya untuk gangguan emosi dan psikologi. "Hipnoterapi hanya tidak untuk gangguan saraf atau otak, misalnya autis. Namun hipnoterapi masih bisa diterapkan pada gangguan halusinasi atau identitas, misalnya dissosiative identify disorder (DID)," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.