KOMPAS.com - Pada umumnya, semakin tua usia seseorang, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan. Alasannya mungkin sederhana, yaitu sel punca.
Menurut peneliti di ReGeniC (Regenerative and Cellular Therapy) Indra Bachtiar, semakin tua seseorang semakin sedikit sel punca yang terdapat di dalam tubuhnya.
"Sel punca di dalam jumlah tubuh jumlahnya akan terus menurun. Padahal sel punca merupakan faktor penting penentu penyembuhan, itulah kenapa semakin tua orang yang semakin lama untuk sembuh," papar Indra dalam media workshop bertajuk "Stem Cell Technology for a Better Life" di Bogor, akhir pekan lalu.
Indra menjelaskan, sel punca yang ditemukan pada bayi yang baru lahir adalah 1/10.000 sel. Pada remaja jumlahnya menurun menjadi 1/100.000 sel, pada usia 30 tahun 1/250.000 sel, pada usia 50 tahun 1/400.000. Serta pada usia 80 tahun jumlahnya hanyalah sekitar 1/2.000.000 sel.
"Itulah juga yang menjadi alasan kenapa pengambilan sel punca untuk investasi baiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir karena jumlah sel puncanya masih banyak," tandasnya.
Selain kuantitas, imbuh dia, usia pun dapat menurunkan kualitas sel punca. Karena itu, semakin tua usia individu yang menjadi sumber sel punca, tingkat keberhasilan terapi sel punca pun akan semakin semakin kecil.
Kendati demikian, Indra menegaskan sel punca dapat ditumbuhkan secara in vitro atau di laboratorium. Kemudian, setelah jumlahnya sesuai dengan kebutuhan tubuh, sel punca diinjeksikan kembali ke dalam tubuh.
"Dengan kata lain, ketika jumlah sel punca di dalam tubuh seseorang semakin sedikit, maka untuk mengobati penyakit dibutuhkan tambahan sel punca dari luar. Namun supaya tidak ditolak, maka sel punca harus berasal dari dirinya sendiri atau kerabat dekat," terangnya.
Sel punca didefinisikan sebagai sel yang belum terdeferensiasi menjadi jaringan yang spesifik. Karena itu, sel punca pun mampu memproduksi ataupun memperbaiki, atau mengganti jaringan tubuh baru atau organ yang rusak karena cedera atau penyakit. Sel punca juga dapat memperbaiki jaringan dengan cara merangsang sel-sel yang sudah ada di dalam tubuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.