Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2014, 07:33 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber dailymail


KOMPAS.com 
— Sudah sejak lama kita mengetahui bahwa seperti halnya rasa bahagia, rasa stres juga bisa "menular". Itu sebabnya kita sebaiknya mengelilingi diri kita dengan orang yang bahagia. Terlalu lama berada dengan orang yang sedang tertekan bisa membuat kita ikut tertekan.

Namun, seberapa "menularnya" stres, ternyata hal ini jauh lebih besar dari yang diduga sebelumnya. Sebuah studi mengungkap, menyaksikan orang lain dalam kondisi yang sulit juga bisa menjadi pemicu stres dalam tubuh. Bahkan, keadaan itu bisa timbul dari tayangan drama di televisi.

Stres merupakan ancaman kesehatan yang serius karena menyebabkan permasalahan psikologis yang beragam, misalnya depresi dan cemas. Stres bisa dipicu oleh pekerjaan, hubungan dengan orang lain, bahkan tayangan televisi.

Dalam studi ini, para peneliti melakukan tes stres dengan memberikan sejumlah orang dengan tugas artimatika dan wawancara. Kemudian, mereka melakukan analisis terhadap performa para peserta.

Hasilnya, hanya lima persen dari peserta yang tetap tenang, sementara peserta lainnya menunjukkan peningkatan stres psikologis dan hormon stres (kortisol) yang signifikan. Totalnya, hanya 26 persen dari peserta yang tidak menunjukkan gejala stres, tetapi tetap mengalami peningkatkan kadar kortisol yang signifikan.

Sementara itu, tes lain yang dilakukan pada mereka menunjukkan bahwa stres lebih mudah terjadi pada seseorang yang pasangannya juga mengalami stres. Persentasenya menunjukkan angka 40 persen. Kendati demikian, saat melihat orang asing yang stres pun, peserta juga tetap mungkin mengalami stres hingga 10 persen.

Veronika Enget, salah satu penulis studi dari Max Planck Institute for Cognitive and Brain Sciences di Leipzig, Jerman, mengatakan, ini berarti tayangan televisi pun berpengaruh terhadap kadar stres penontonnya.

"Faktanya, peningkatan hormon stres dari empati itu sangat besar. Pasti ada mekanisme penularan tertentu untuk stres yang meningkatkan kadar hormon stres sebagai responsnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau