Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2014, 15:08 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Alergi makanan bisa dialami siapa saja dengan pemicu yang berbeda-beda. Apalagi jika memiliki riwayat keturunan alergi, risiko mengalami alergi pun semakin tinggi. Alergi bisa muncul kapan saja, tergantung pada ketahanan seseorang setelah terpapar pemicu alergi atau alergen.

Sayangnya tidak ada yang tahu kapan alergi makanan itu datang dan apa pemicunya. Lantas bagaimana cara menentukan apakah seseorang memiliki alergi?

Menurut dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pakar imunologi Iris Rengganis, alergi bisa ditentukan sejak masih bayi, khususnya saat bayi sudah mulai lepas dari periode ASI eksklusif dan mendapatkan makanan tambahan.

Untuk mengetahui sejak dini apakah bayi alergi makanan atau tidak, memperkenalkan variasi makanan pada bayi perlu dilakukan. Bila tidak ditemukan reaksi alergi maka pemberiannya bisa dilanjutkan, namun bila ada maka perlu segera dibawa ke dokter anak untuk diberi diagnosis yang tepat.

Alergi, lanjut dia, perlu diobati, karena jika tidak bisa membuat anak kekurangan zat gizi tertentu akibat berpantang makanan tersebut.

Namun Iris menegaskan, bila salah satu atau kedua orangtua mengalami alergi, untuk bayi berusia di bawah setahun sebaiknya tunda dulu pemberian makanan yang biasanya memicu alergi pada orangtuanya.

"Kalau orangtuanya atau salah satunya alergi udang, ya sebaiknya jangan diberikan dulu," ucap dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM ini.

Makanan yang kerap menimbulkan alergi antara lain susu sapi, telur, kacang-kacangan, hewan laut, cokelat, dan beberapa buah tertentu.

Menurut Iris, pemberian makanan yang bersifat alergen bagi orangtua bisa dilakukan setelah bayi berusia lebih dari satu tahun.

Jika menginginkan hasil yang akurat mengenai risiko alergi, bisa melakukan tes alergi suntik atau tes darah. Kedua tes itu ada kekurangan dan kelebihannya. Kekurangaan tes alergi suntik adalah cukup sakit karena perlu puluhan kali suntik, namun biasanya lebih murah.

Sedangkan sel darah akurat namun harganya cukup mahal, meskipun memberikan hasil yang cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau