KOMPAS.com - Sudah sejak lama para ahli mengingatkan zat-zat kimia dalam rokok bisa menempel di baju, rambut, atau permukaan lain yang terpapar asap rokok. Zat beracun tersebut kemudian bisa berpindah dari perokok ke nonperokok dan menyebabkan efek yang sama berbahayanya.
Bahkan, studi terbaru menyebutkan jika zat kimia rokok yang menempel di debu rumah efeknya lebih berbahaya. Itu sebabnya, anak-anak yang orangtuanya tidak merokok di dalam rumah pun masih beresiko terkena kanker.
Hingga kini risiko dari menjadi "perokok ketiga", yakni orang yang tidak merokok atau tidak berada dekat orang yang merokok namun terkena paparan zat kimia rokok, memang masih terus diteliti.
Dalam laporan penelitian yang dimuat dalam jurnal Environment International, para peneliti mengatakan, bahaya dari paparan zat kimia rokok yang menempel pada debu rumah terutama perlu diwaspadai pada anak berusia 0-6 tahun.
Ketua studi Dr Jacqueline Hamilton mengatakan, bahaya rokok tidak berhenti ketika benda tersebut dimatikan. Orang yang tidak merokok, terutama anak-anak juga berisiko ketika mengalami kontak dengan permukaan yang terkontaminasi residu asap rokok dan partikelnya.
Setiap tahunnya ada sekitar 600.000 orang meninggal di dunia karena menjadi perokok pasif. Inilah yang kemudian mendasari larangan merokok di tempat umum. Namun ternyata rumah pun juga tidak lepas dari bahaya rokok akibat faktor "perokok ketiga".
Profesor Alastair Lewis mengatakan, lebih dari 40 persen anak-anak paling tidak memiliki salah satu orangtua yang merokok. Sebagian orangtua mungkin mengerti bahaya asap rokok bila anak mereka menjadi perokok pasif.
"Sayangnya, belum banyak yang menyadari bahayanya partikel rokok meski tidak secara langsung terpapar asap rokok," ujarnya.
Materi karsinogenik, lanjut dia, dapat berpindah dari perokok ke non-perokok melalui kontak tubuh. Misalnya melalui pakaian dan permukaan kulit. Atau bisa juga melalui pertukaran udara yang masuk ke dalam rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.