Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2014, 16:00 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Diet 5:2 cukup populer sebagai salah satu metode untuk menurunkan berat badan. Dalam metode diet ini, penganut diet akan makan sesuai kebutuhan kalori hariannya selama 5 hari, kemudian dua hari lainnya membatasi kalorinya secara ketat. Walau efektif menurunkan berat badan, tetapi ada risiko berbahaya dari diet ini.

Peneliti dari University of Bath mengatakan, melalui diet 5:2, seseorang akan mengalami penurunan berat badan, umur yang lebih panjang, dan tekanan darah yang lebih rendah. Namun, mereka yang melakukan diet ini juga memiliki risiko infeksi 20 persen lebih tinggi.

Mereka menemukan, gen dalam lalat yang diaktivasi karena infeksi jamur sangat mirip dengan gen yang diaktivitasi pada pelaku diet 5:2. Ketika lalat yang terkena infeksi jamur rata-rata berusia lebih panjang sekitar 14 persen, risiko infeksi mereka meningkat sebanyak 20 persen.

Peneliti menduga, pelaku diet 5:2 mungkin juga memiliki risiko yang sama untuk penyakit infeksi jamur. Karena itu, mereka perlu mewaspadai risiko ini dan tidak melakukan diet dalam jangka waktu yang sangat panjang.

Dr Nick Priest, pakar biologi dan biokimia yang mengetuai studi ini mengatakan, banyak studi yang mengungkap manfaat dari diet restriksi, namun masih sedikit data yang mengungkap risiko penyakit yang mungkin dialami.

"Kita tahu jenis stres tertentu seperti kelaparan atau paparan patogen dapat memperpanjang umur dan fertilitas, namun ironisnya, bila terjadi dalam waktu yang lama, hal ini juga akan mengurangi ketahanan fungsi sistem imun," ujarnya.

Sehingga meskipun banyak manfaat yang diperoleh dari melakukan diet 5:2, namun menurut Priest, sebaiknya diet ini tidak dilakukan dalam jangka panjang. "Orang perlu ingat ada efek samping dari melakukan diet ini," tandasnya.

Karena masih dilakukan sebatas pada lalat, Priest dan timnya berharap dapat melanjutkan penelitian ini ke tahap yang lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau