"Kalau remaja zaman dulu, mereka istirahat main gobak sodor misalnya. Kalau sekarang, mereka sibuk update status. Pulang sekolah juga naik mobil atau motor. Lalu kapan mereka aktivitas fisik?" ujar dokter spesialis olahraga, Andi Kurniawan, di Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Andi memaparkan, 91 persen remaja berusia 13-18 tahun berkomunikasi melalui media sosial. Berdasarkan penelitian 500 remaja di 5 SMP dan 5 SMA di DKI Jakarta, sebanyak 63 remaja tidak bugar dan 36 remaja obesitas.
Sementara itu, dari para remaja yang obesitas, hanya 6 persen yang melakukan aktivitas fisik dengan baik. Mereka yang obesitas ternyata sebanyak 72 persen tidak berpartisipasi di kegiatan ekstrakurikuler atau klub olahraga di sekolah.
Andi menjelaskan, sebanyak 70 persen remaja mengakui menghabiskan waktu lebih dari dua jam per hari untuk menonton televisi atau bermain game elektronik. "Mereka yang berangkat ke sekolah pakai sepeda, jalan kaki lebih banyak, maka indeks massa tubuhnya lebih rendah dan kebugaran aerobik lebih baik," terang Andi.
Sementara itu, dokter spesialis olahraga, Indrarti Soekotjo, SpKO mengatakan, kurangnya aktivitas fisik sejak remaja berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Berbagai penyakit berisiko muncul pada usia muda.
"Secara klinis, kondisi ini akan berpengaruh pada meningkatnya risiko terhadap kesehatan, khususnya penyakit tidak menular, seperti obesitas, hipertensi, gangguan jantung, bahkan pada usia muda," ujar Indrarti.
Para remaja ini disarankan untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan maupun berat minimal 60 menit per hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.