Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2014, 10:00 WIB

Merayakan setiap tonggak perjalanan kehidupan adalah salah satu cara untuk mensyukuri hidup. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala adalah salah satu cara mencintai kehidupan.

Selama ini, pemeriksaan kesehatan berkala (medical check up) lebih populer di kalangan orang dewasa dan orang tua, sedangkan anak-anak baru melakukan pemeriksaan kesehatan berkala ketika kondisi kesehatannya memerlukan atau terdapat gejala sakit. Padahal, pemeriksaan kesehatan berkala sama pentingnya di setiap tahapan usia sebagai kebutuhan dasar untuk menjaga kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan berkala pada anak sebaiknya dilakukan ketika tidak sakit, sejak baru lahir hingga usia remaja (18 tahun) untuk mengetahui kelainan atau penyakit secara awal agar dapat segera diatasi dengan tepat, serta memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung dengan baik. Anak yang memiliki kesehatan prima umumnya akan tetap sehat ketika menjadi dewasa.

Jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk pemeriksaan kesehatan berkala pada anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa dan orang tua. Selain pemeriksaan fisik, mata, telinga dan mulut, diperlukan juga beberapa pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui status kesehatan anak.

Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk pemeriksaan kesehatan berkala pada bayi baru lahir, tentu saja berbeda dengan pemeriksaan laboratorium untuk bayi hingga berusia 1 tahun, batita (usia 1-3 tahun), usia pra sekolah, usia sekolah, dan anak remaja, karena pada masing-masing kelompok usia tersebut memiliki risiko penyakit yang berbeda-beda.

Pemeriksaan laboratorium pada bayi baru lahir (usia 3-5 hari) umumnya bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan bawaan, seperti hipotiroid dan defisiensi G6PD yang dapat menganggu tumbuh-kembangnya kelak.  Pada bayi hingga usia 1 tahun, pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah hematologi rutin untuk mendeteksi anemia, karena sering ditemukan pada anak dan dapat menganggu tumbuh-kembangnya.

Pada anak usia 1-3 tahun, selain pemeriksaan hematologi rutin, perlu ditambahkan pemeriksaan urin rutin untuk mendeteksi infeksi saluran kemih. Anak usia pra sekolah (3-5 tahun) perlu pemeriksaan status nutrisi, sedangnkan anak usia sekolah perlu pemeriksaan saluran cerna serta bila diperlukan dapat ditambahkan pemeriksaan profil lemak. Pada anak remaja (usia 12-18 tahun) dapat ditambahkan pemeriksaan untuk mendeteksi diabetes melitus dan hipertensi.

Pada usia muda (18-30 tahun), pemeriksaan kesehatan berkala menjadi sebuah kewajiban untuk menjaga kelangsungan atau kualitas hidup, karena adanya perubahan gaya hidup orang muda, khususnya di perkotaan, yang serba instan, kurang gerak, penuh persaingan, stres, dan super sibuk memunculkan banyak kasus serangan sakit mendadak.

Seorang anak muda yang selalu tampak sehat dan bugar, tiba-tiba saja terkena penyakit jantung, stroke, penyakit hati, dan sebagainya. Selain faktor gaya hidup, orang muda seringkali tidak menyadari bahwa dirinya memiliki riwayat keluarga yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit.

Pada usia dewasa (> 30 tahun), seorang individu masih aktif dan produktif namun risiko terjadinya penyakit semakin meningkat, apalagi bila ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat. Di sinilah pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan untuk mengetahui kualitas kesehatan secara umum, mendeteksi gangguan kesehatan sedini mungkin dan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk tindakan selanjutnya, serta mengetahui risiko terjadinya gangguan kesehatan di kemudian hari.

Pemeriksaan kesehatan berkala sudah tentu wajib dilakukan pada usia lanjut (> 55 tahun) agar dapat menjalani masa tuanya dengan sehat dan bahagia. Melalui pemeriksaan kesehatan berkala pada usia lanjut, kita dapat mendeteksi dini penyakit degeneratif (penyakit yang menyertai proses penuaan), gangguan atau penyakit yang sering dialami pada usia lanjut seperti kelainan atau penyakit darah, gangguan atau infeksi saluran cerna, gangguan fungsi hati dan ginjal, gangguan fungsi tirois, penyakit kardiovaskular, demensia (pikun), dan osteoporosis.

Menyadari dan berperan aktif dalam tindakan pencegahan sedari awal adalah cara bijak untuk menjaga kesehatan dan menurunkan risiko terjadinya risiko pada masa datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com