JAKARTA, KOMPAS.com – Penelitian vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) di dunia terus menunjukkan hasil yang baik. Vaksin ini diharapkan dapat segera diproduksi untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan oleh virus dengue itu.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, dalam hasil penelitian terakhir, vaksin CYD 15 mampu menurunkan kasus dengue hingga 60,8 persen dan tingkat perawatan di rumah sakit hingga 80,3 persen.
Penelitian itu dilakukan di 5 negara endemis di Amerika Latin dan Karibia pada 20/875 anak berusia 9-16 tahun. Namun, untuk bisa diproduksi, masih ada tahap penelitian selanjutnya.
“Hasil pertama cukup bagus. Sekarang musti tunggu hasil penelitian tahap selanjutnya. Saya kira awal tahun ini hasilnya akan keluar, baru bisa diproduksi,” ujar Tjandra di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Tjandra mengatakan, penelitian di Asia, termasuk di Indonesia pun menunjukkan hasil yang baik. Pada studi fase III, vaksin CYD 15 mampu menurunkan 88,5 persen kasus DBD. Penelitan ini dilakukan terhadap 10.275 anak usia 2-14 tahun. Penelitian ini juga menunjukkan penurunan dalam risiko rawat inap karena dengue sebesar 67 persen.
“Jadi kita masih akan amati hasil penelitian ini sampai selesai nantinya, untuk melihat bagaimana sebenarnya kemungkinan penggunaan vaksin demam berdarah di dunia,” tegas Tjandra.
DBD merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai masyarakat Indonesia, terutama di musim penghujan seperti ini. Balitbangkes Kementerian Kesehatan mencatat, penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia mencapai 71.668 orang pada tahun 2014 (data hingga pertengahan Desember). Sebanyak 641 diantaranya meninggal dunia.