Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2015, 11:59 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com -Gumoh atau dalam bahasa medis dikenal dengan regurgitasi sering dialami bayi. Para ibu tak perlu khawatir karena hal ini umum terjadi pada bayi mengingat fungsi saluran cerna mereka belum sempurna.
 
Menurut dokter spesialis anak M Juffrie, sebanyak 70 persen bayi akan mengalami gumoh. Gumoh yaitu keluarnya susu atau cairan yang baru diminum bayi melaui mulut ketika isi lambung terasa penuh.
 
Namun, gumoh perlu diwaspadai jika tak kunjung membaik ketika bayi memasuki usia lebih dari 6 bulan. Tanda gumoh yang tidak normal yaitu disertai batuk, muntah, asma, infeksi paru, hingga berat badan anak tidak bertambah. "Selama berat badannya tidak terganggu tidak masalah," jelas Juffrie.
 
Dalam kondisi normal, gumoh hanya terjadi beberapa kali dalam sehari dan kurang dari 3 menit. Menjelang usia 6 bulan, intensitas gumoh tidak terlalu sering dan memasuki usia 1 tahun mulai membaik. Biasanya terjadi sesudah makan dan tidak menyebabkan apapun.
 
Ada 7 gangguan saluran cerna yang biasa diitemui pada bayi. Selain gumoh, bayi juga kerap mengalami kolik, yaitu menangis terus menerus secara tiba-tiba dan berhenti dengan sendirinya. Kolik bisa berlangsung selama tiga jam. Kolik pun perlu diwaspadai jika menyebabkan kegagalan tumbuh.
 
Bayi yang saluran cernanya baik akan jarang mengalami kondisi tersebut. Nafsu makannya pun tinggi sehingga nutrisi terserap dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau