Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/03/2015, 15:10 WIB

KOMPAS.com - Kelebihan berat badan atau berat badan yang rendah bukan modal yang baik untuk menjalani kehamilan. Kedua kondisi ini berdampak pada kesehatan bayi. Walau sedang berbadan dua, calon ibu juga tidak disarankan makan berlebihan selama hamil.

Direktur Developmental Physiology & Nutrition Danone Nutricia Early Life Nutrition Belanda, Dr. Martine Alles menjelaskan bahwa ibu hamil disarankan memperbaiki kualitas asupan daripada menambah porsinya.

“Saat hamil, Anda mengurangi pengeluaran energi sehingga tidak aktif seperti biasa atau tidak banyak melakukan aktivitas berat. Anda pun tidak memerlukan asupan harian berlebih, namun butuh lebih banyak zat besi, zinc, vitamin D serta mikronutrisi,” papar Alles dalam acara Nutritalk yang diadakan oleh Sari Husada di Jakarta (20/3/15).

Kecukupan gizi dan jumlah kalori yang harus diasup tentau saja harus disesuaikan dengan kondisi ibu sebelum kehamilan.  

Guru Besar Tetap Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah menjelaskan, perbedaan kondisi bisa mempengaruhi asupan yang dibutuhkan ibu hamil.

Di Indonesia, seperempat wanita hamil sebelumnya dalam kondisi kurus. "Ibu hamil di Indonesia membutuhkan tambahan asupan sekitar 400 kilokalori, yakni seperlima lebih dari porsi biasanya,” terang Hardinsyah.

Meski demikian, yang lebih diutamakan bukan hanya penambahan porsinya, tapi kualitas gizi. Hardinsyah juga menjelaskan bahwa ibu hamil harus makan yang cukup, jangan terlalu banyak atau berlebihan.

"Bila berat badan ibu berlebih saat hamil, hal itu bisa berpengaruh pada kesehatan bayi. Bayi berisiko mengalami obesitas apabila asupan dari ibu terlalu banyak serta gizinya tidak seimbang," katanya.

Sementara, makan terlalu sedikit tanpa diimbangi gizi yang baik juga berisiko bagi ibu dan janin, seperti terjadinya berat badan lahir bayi rendah atau kekurangan energi kronik pada ibu. Maka dari itu, porsi dan gizi bagi ibu hamil harus cukup agar ibu hamil bisa mengalami kenaikan berat badan ideal serta menjaga asupan nutrisi bagi janin yang dikandung.

Kebutuhan gizi lebih disebabkan oleh perubahan fisiologis ibu selama hamil. Sebagai contoh, sel-sel darah merah bertambah, jumlah plasma meningkat, uterus dan payudara membesar, serta janin dan plasenta mulai berkembang. Ini pula yang mempengaruhi keragaman kebutuhan gizi ibu saat menjalani trimester selama kehamilan.

“Selama kehamilan, ada kebutuhan berbeda dalam tiga trimester kehamilan. Anda butuh zat besi karena butuh banyak darah untuk sirkulasi dan perkembangan janin. Tak hanya itu, asam folat sangat penting pada fase awal kehamilan yang berperan mengembangkan otak dan sistem saraf,” terang Alles.

Dalam kehamilan trimester I, terjadi pembentukan dan perkembangan organ-organ vital, termasuk pembentukan kepala dan sel-sel otak pada janin. Kemudian selama trimester II dan III, semua fungsi organ janin mengalami pematangan dan penyempurnaan. Saat itu pula janin tumbuh sangat cepat, ditandai dengan pertambahan berat badan ibu paling besar. (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau