KOMPAS.com – Aktris Hollywood Angelina Jolie telah menjalani operasi pengangkatan ovarium dan tuba falopinya untuk mencegah terkena kanker. Keputusan itu diambil Jolie karena ia memiliki mutasi gen BRCA 1 yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium sebesar 50 persen.
Jolie pun paham dengan risiko dari keputusan berani yang diambilnya ini. Wanita berusia 39 tahun ini akan mengalami menopause dini dan tak akan lagi bisa hamil.
“Saya tidak akan bisa punya anak lagi dan saya mengharapkan beberapa perubahan fisik. Tapi, saya merasa nyaman dengan yang akan terjadi nanti. Bukan karena saya kuat, tetapi ini adalah bagian dari kehidupan. Hal ini tidak perlu ditakuti,” kata Jolie yang telah memiliki 6 anak, seperti dikutip dari situs Dailymail.co.uk.
Produksi hormonnya juga akan menurun. Karena itu istri aktor Brad Pitt itu pun akan menjalani terapi penggantian hormon progesterone dan estrogen.
Konsultan Obstetri dan Ginekologi di Queen Mary Hospital di London, Leila Hanna mengatakan, Jolie akan menjalani dua bentuk terapi hormon hingga berusia sekitar 50 tahun.
Menurut Hanna, pengangkatan ovarium memang dapat mengurangi risiko kanker, tetapi bisa memunculkan masalah kesehatan lain seperti meningkatkan risiko penyaki jantung dan tulang yang rapuh karena berkurangnya produksi hormon estrogen.
Selain itu, elastisitas kulit juga akan menurun dan wanita jadi berisiko mengalami depresi hingga penurunan hasrat seksual. Untuk itu, terapi hormon dilakukan pada Jolie.
Seperti diketahui, gen BRCA1 juga dapat meningkatkan risiko wanita terkana kaker payudara sebesar 87 persen. Jolie pun telah melakukan operasi pengangkatan kedua payudaranya dua tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.