Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2015, 09:00 WIB

KOMPAS.com -
Anak yang merengek dan menangis saat menginginkan sesuatu atau disebut tantrum, kerap membuat orangtua bingung cara menenangkannya. Selain karena rasa marah yang besar, ternyata anak juga bisa tantrum akibat adanya bakteri usus.

Ekosistem kompleks dari mikroba yang hidup di saluran cerna memang akan mengalami perubahan dalam dua tahun terakhir, terutama saat makanan padat mulai diperkenalkan pada pola makan anak. Menurut penelitian terbaru, ketidakstabilan mikroba dan temperamen anak saling terkait.

Menurut Dr.Michael Bailey, kandidat profesor bidang pediatrik dan peneliti, kaitan langsung antara kedua hal tersebut, yakni pencernaan dan otak, memang belum bisa disimpulkan secara pasti.

Dalam penelitiannya, Bailey menguji perbedaan tipe genetik dan berbagai jumlah bakteri yang ditemukan dalam sampel tinja dari 41 anak laki-laki dan 36 anak perempuan berusia 18-27 bulan.

Para peneliti juga melakukan survei pada ibu anak-anak tersebut mengenai pola makan dan temperamen anak. Hasilnya, anak-anak yang digambarkan memiliki sifat ekstrovert dan bersemangat, secara genetik cenderung memiliki bakteri yang beragam di tinjanya. Hal ini mungkin menjelaskan mungkin ada kaitan antara jenis bakteri usus dan temperamen positif.

Walau begitu, bukan berarti orangtua harus mengubah pola makan anaknya jika si kecil bersikap sulit diatur dan mudah marah.

"Kami baru sampai pada pengetahuan awal mengenai mikroba usus bisa memengaruhi otak dan perilaku. Karena itu kami tak merekomendasikan melakukan perubahan pola makan," kata Bailey.

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa bakteri usus berkaitan dengan kondisi kesehatan, baik fisik dan mental, termasuk adanya kecemasan, depresi, obesitas, dan diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com