Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2015, 13:57 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) rentan diderita para pemudik. Perjalanan panjang yang harus ditempuh dan juga masih menjalani ibadah puasa membuat daya tahan tubuh lebih rendah sehingga seseorang beresiko tinggi terkena infeksi virus atau bakteri yang mengakibatkan ISPA.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan yang juga dokter Spesialis Paru Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, ISPA bisa membuat tubuh menjadi lemas sehingga bisa menurunkan konsentrasi. Hal ini berdampak buruk jika ISPA diderita oleh para pengemudi, baik roda dua, empat, masinis, hingga pilot.

Kebanyakan penderita ISPA juga minum obat flu yang biasanya menimbulkan efek mengantuk.
"Jadi, kalau Anda sedang kena ISPA dan akan mudik hari-hari ini, apalagi kalau jadi pengemudi, maka sebaiknya periksakan diri ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat dan sesuai," kata Tjandra, Minggu (12/7/2015).

Penularan ISPA juga perlu diwaspadai jika ada pasien ISPA yang terus mengalami batuk-batuk dalam perjalanan mudik dengan mobil maupun bus.

Ada lima tips menghindari ISPA menurut Tjandra. Pertama, perkuat daya tahan tubuh dengan makan bergizi dan istirahat. Sebab, penyakit akan mudah masuk jika daya tahan tubuh lemah.

"Kedua, hindari kemungkinan tertular dengan sedapat mungkin menghindari kerumunan orang banyak dan jangan kontak dengan orang yang sedang batuk pilek demam," lanjut Tjandra.

Ketiga, jangan lupa sesering mungkin melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS). CTPS terbukti bisa mencegah penularan infeksi.

Keempat, jangan menyentuh lubang hidung dan mulut ketika tangan kotor. Virus dan kuman penyebab ISPA sering kali hinggap di bagian yang sering disentuh banyak orang seperti gagang pintu hingga meja antrean makan. Kembali lagi, diingatkan pentingnya CTPS.

"Kalai kuman atau virus itu kita pegang karena memegang gagang pintu itu misalnya, lalu kita "gosok-gosok" hidung, maka masuklah kuman atau virus itu ke saluran napas kita," lanjut Tjandra.

Kelima, jangan merokok, karena asap rokok dapat menurunkan daya tahan paru-paru dan saluran napas Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau