JAKARTA, KOMPAS.com - Mengatasi masalah obesitas atau kelebihan berat badan tak cukup hanya dengan pendekatan secara medis. Pola pikir masyarakat mengenai orang bertubuh gemuk dan kurus harus diubah terlebih dahulu.
Sering kali kita dengar, orang yang mengalami penambahan berat badan secara drastis atau perut makin lama makin buncit setelah memiliki pekerjaan, menikah, kemudian punya anak dinilai memiliki uang banyak sehingga hidup makmur dan bahagia. Sementara itu, orang yang tubuhnya kurus dinilai orang yang hidupnya susah dan banyak pikiran.
Sudut pandang tersebut bisa membuat seseorang nyaman dengan obesitas. Memiliki kelebihan berat badan pun akhirnya dirasa tak menjadi masalah. Padahal, ada masalah besar di balik kelebihan berat badan tersebut.
Ketua Himpunan Studi Obesitas Indonesia (Hisobi) dokter Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD mengatakan, masalah obesitas seharusnya dilihat dari sisi kesehatan.
"Masyarakat harus menganggap gemuk dan kurus ke dalam perspektif baru yang lebih sehat," kata Dante dalam acara Simposium Nasional tentang obesitas di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sama halnya ketika anak yang sangat gemuk dinilai sebagai anak sehat dan diurus dengan baik oleh orangtuanya, sedangkan anak yang lebih kurus adalah anak yang tidak diurus oleh orangtuanya. Padahal, jika dibiarkan, obesitas pada anak bisa berkembang hingga remaja dan dewasa.
Saat dewasa mereka akan lebih berisiko menderita penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Ketiga penyakit tersebut berkaitan erat dengan obesitas. Bahkan, menurut penelitian, obesitas juga bisa memicu kanker.
Dante menjelaskan, banyaknya lemak di tubuh dapat menyumbat pembuluh darah sehingga menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Timbunan lemak dalam tubuh juga memicu resistensi insulin yang menyebabkan seseorang menjadi diabetes.
“Sel lemak menghasilkan substrat yang tidak menguntungkan. Sel lemak membuat metabolisme menjadi tidak normal,” terang Dante.
Tantangan lain dalam mengatasi obesitas adalah mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih sehat. Seperti diketahui, masyarakat Indonesia biasa kosumsi makanan yang digoreng dan mengandung lemak tinggi. Kemudian, di kehidupan modern saat ini, kegiatan olahraga di kalangan remaja hingga pekerja kantoran menjadi berkurang.
Obesitas sebenarnya bisa dicegah. Mengatur pola makan sehat dan rutin berolahraga seharusnya menjadi gaya hidup jika kita ingin memilih tubuh yang sehat dan tidak gemuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.