Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2015, 12:17 WIB
KOMPAS.com - Seks edukasi memang sebaiknya dapat dikenalkan sejak usia dini. Namun, kesadaran ini berbenturan dengan kebingungan bagaimana menerapkan pendidikan seks yang tepat. Terlebih lagi, norma dan kebiasaan yang berlaku masih menganggap seks sebagai sesuatu yang tabu.

Psikolog Vera Itabiliana Hadiwijojo berpendapat, pendidikan seks tidaklah melulu sesuatu yang sulit.  Menurutnya, yang pertama harus dilakukan para orangtua adalah perubahan pola pikir.

Dengan menganggap seks bukan sesuatu yang tabu, orangtua diharapkan bisa lebih nyaman menyampaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut. Selanjutnya orangtua bisa lebih kreatif menyampaikan hal yang berkaitan dengan seks, dengan kata yang sederhana dan mudah dipahami.

Hal senada dikatakan pemerhati anak, Seto Mulyadi. Ia menjelaskan beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam memberikan pendidikan tentang seksualitas. Berikut 4 poin di antaranya:

1. Harus dilakukan orang terdekat
"Dalam hal ini, orangtua menjadi tombak utama. Anak laki-laki diajari ayah, sedangkan anak perempuan mendapat informasi dari ibu," kata Seto.

Dalam prosesnya, orangtua harus komunikatif, rendah hati, dan mau mendengarkan. Orangtua dengan tiga kriteria tersebut akan membuat anak nyaman bertanya dan mendengarkan saran atau jawaban yang diberikan.

2. Disesuaikan dengan daya tangkap anak
"Setiap anak memiliki daya tangkap berbeda. Namun, bagaimanapun daya tangkap anak, pastikan dia memperoleh informasi yang maksimal," ujar Seto. Pendidikan seks untuk usia TK tentu berbeda dengan SD dan SMP.

Untuk usia TK, kata Seto, pastikan anak mengetahui perbedaan jenis kelamin antara dia dan teman yang lain. Selanjutnya anak juga harus mengetahui perbedaan organ kelamin yang dimiliki, antara laki-laki dan perempuan.

3. Pemantauan terus-menerus
"Orangtua harus mengetahui kapan anaknya mengalami mimpi basah atau menstruasi pertama kali. Saat itu pastikan orangtua ada di sisi anak dan siap menghadapi berbagai pertanyaan yang diajukan," ujar Seto.

Saat anak mengalami menstruasi atau mimpi basah, orangtua harus menjadi sahabat yang baik. Dengan menjadi sahabat, orangtua lebih mudah mengingatkan kembali fungsi alat kelamin dan tidak menggunakannya sembarangan.

4. Segamblang mungkin
Seks sebaiknya dijelaskan segamblang mungkin kepada anak. Dengan penjelasan yang benar dan menyeluruh, anak tidak akan berimajinasi atau memiliki sudut pandang sendiri. Penjelasan yang tidak utuh justru akan memancing rasa penasaran anak.

Untuk memulai suatu penjelasan, Vera menyarankan orangtua memancing rasa ingin tahu anak. Selanjutnya penjelasan bisa dimulai dari titik yang dipahami anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau