KOMPAS.com - Banyak penelitian yang membahas tentang gangguan kesehatan akibat kurang tidur, tapi hanya sedikit yang membahas tentang sebaliknya, yaitu efek tidur berlebihan. Kini, studi terbaru menemukah bahwa kurang tidur dan terlalu banyak tidur meningkatkan inflamasi, respon kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan obesitas, sakit kronis, depresi, dan diabetes, ditambah dengan kadar tembaga dalam darah.
Para peneliti menguji konsentrasi serum mikronutrien, terutama tembaga, dalam darah orang-orang yang tidur berlebihan (lebih dari 10 jam per hari). Mereka menemukan bahawa tingginya kadar tembaga berkaitan dengan panjangnya durasi tidur. Sebelumnya, konsentrasis erum mikronutrien dihubungkan dengan penurunan fungsi fisik dan kesehatan pada orang tua, jugapada masalah kesehatan lainnya.
Kadar tembaga dalam darah dapat mengindikasikan berbagai hal tentang kesehatan kita. Contohnya, orang dewasa memiliki sekitar 50- 80 miligram tembaga dalam tubuh mereka, yang berada di otot atau hati. Tembaga membantu tubuh membuat melanin, tulang dan jaringan ikat.
Gaya hidup seperti diet dan olahraga dapat memengaruhi kadar tembaga, juga pemusatan mikronutrien dalam tubuh. Terlalu banyak tembaga bisa menjadi racun bagi organ, membunuh sel hati and mematikan sistem saraf. Dan juga bisa mengganggu keseimbangan dalam zinc dan besi dalam tubuh.
Tingginya konsentrasi serum tembaga juga dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan stress. Sehingga, para peneliti harus memperhitungkan ini. Walaupun demikian, mereka menemukan bahwa tidak ada hubungannya dengan penyakit jantung.
“Meski demikian, ketika partisipan dengan penyakit kardiovaskular diambil, hasilnya tetap tidak berubah,” ujar Maria Luojus selaku penulis penelitian tersebut dalam press release nya. “Hubungan antara konsentrasi serum tembaga dan durasi tidur bertahan secara independen dari penyakit kardiovaskular tersebut”.
Penelitian lainnya akan diselesaikan untuk menguji hubungan aatara tidur berlebihan, kadar tembaga dan inflamasi. Namun penelitian sebelumnya sudah membuktikan bahwa, tidur pada umunya sangat penting untuk kesehatan kita, mengurangi durasi tidur yang seharusnya (7 sampai 8 jam) dapat meningkatkan inflamasi pada wanita dengan penyakit jantung, mengganggu sistem imun, merusak ingatan dan menyebabkan kecemasan serta depresi.
Seperti mengonsumsi makanan atau bahkan berolahraga, setiap orang tentu melakukannya dengan berbeda. Tapi, ada kebahagiaan rata-rata yang bisa diperoleh dari tidur. Menurut National Sleep Foundation, para remaja seharusnya tidur 8-10 jam per malam, sedangkan mereka yang lebih dewasa seharunya tidur hingga 9 jam per malam.
Mereka yang berusia lebih tua, dengan usia 65 tahun ke atas umumnya membutuhkan tidur lebih sedikit, 7-8 jam. Untuk menjaga kualitas tidur, usahakan untuk tidur 8 jam per malam, Anda akan merasakan perubahannya, bukan hanya Anda akan lebih merasa berenergi, tapi juga efek jangka panjang untuk tubuh Anda. (Muthia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.