Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Antirokok Mengangkat Kisah Robby yang Kehilangan Jakun

Kompas.com - 30/09/2015, 11:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Masih ingat Robby Indra Wahyuda? Pria yang meninggal dunia pada usia 27 tahun karena kanker laring itu ternyata telah menginspirasi sejumlah orang untuk berhenti merokok.

Kisah Robby yang berjuang melawan kanker tersebut diangkat menjadi iklan layanan masyarakat tentang pengendalian tembakau oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Iklan memperlihatkan kondisi Robby dengan leher bolong pascaoperasi. Akibatnya, Robby terpaksa kehilangan jakun serta suaranya.

“Semoga kisah Robby dan cerita keluarganya bisa menyelamatkan banyak orang dari rokok,” ujar Direktur Advokasi, Komunikasi, dan Kebijakan World Lung Foundation (WLF) Stephen Hamill dalam acara peluncuran iklan pengendalian tembakau di Jakarta, Selasa (30/9/2015).

Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI, Eni Gustina mengatakan, iklan berjudul "Rokok Itu Murah, Obatnya yang Mahal" itu diharapkan bisa mendorong para perokok untuk berhenti merokok dan mencegah seseorang untuk mulai merokok.

Bekerjasama dengan WLF, kampanye antirokok ini akan ditayangkan di 7 stasiun televisi nasional dan stasiun radio selama 6 minggu. Iklan itu juga akan disebar melalui YouTube dan media sosial dengan tagar #suaratanparokok.

Ini adalah kali ketiga Kemenkes meluncurkan iklan layanan masyarakat tentang pengendalian tembakau. Ketiganya, menampilkan bentuk nyata dari bahaya merokok. Iklan pertama, memunculkan video seorang perokok Manan Hiras Panjaitan yang terkena kanker pada tenggorokannya sehingga lehernya bolong.  Iklan kedua, mengangkat kisah Ike Wijayanti (37) yang kehilangan suaranya dan lehernya bolong karena kanker akibat menjadi perokok pasif.

Iklan ketiga, mengangkat kisah nyata Robby, seorang pemuda yang harus kehilangan nyawa karena merokok. Robby mengaku pertama kali mengenal rokok pada kelas 6 SD. Sejak duduk di bagnku SMP, Robby ternyata mulai menjadi perokok. Hingga akhirnya pada Januari 2014, ia didiagnosis kanker laring akibat merokok.

Di tengah perjuangannya melawan kanker, Robby aktif menceritakan apa yang dirasakannya dan mengunggah fotonya sebelum maupun sesudah operasi di media sosial Facebook. Robby berusaha mengajak masyarakat, khususnya pemuda agar berhenti merokok agar tak seperti dirinya.

Sejak itu, Robby yang dulu juga tak percaya mengenai bahaya merokok pun akhirnya mengampanyekan antirokok. Ia juga membuat petisi di Change.org agar Presiden RI Joko Widodo segera mengaksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau agar anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa bisa terlindungi dari asap rokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau