KOMPAS.com - Perlukah kita minum susu atau menambah asupan kalsium? Penemuan studi yang dimuat di jurnal BMJ makin meningkatkan skeptisisme mengenai perlu tidaknya orang dewasa mengonsumsi suplemen kalsium, agar terhindar dari osteoporosis dan risiko patah tulang.
Untuk orang dewasa, disarankan asupan harian 1.000 hingga 1.200 mg kalsium. Namun dua penelitian yang ditulis oleh tim peneliti Selandia Baru, menemukan sedikit bukti untuk mendukung saran asupan kalsium tersebut.
Keprihatinan mengenai asupan kalsium baru-baru ini mengemuka. Para peneliti studi tersebut mengatakan bahwa "pengurangan kecil pada patah tulang total tampaknya sebanding dengan risiko sedang dari efek samping minornya." Efek samping dari suplementasi kalsium tersebut mulai dari sembelit hingga komplikasi serius seperti masalah jantung dan pembuluh darah.
"Secara kolektif kedua hasil penelitian menyimpulkan bahwa dokter, organisasi penasihat dan pembuat kebijakan kesehatan seharusnya tidak merekomendasikan peningkatan asupan kalsium untuk pencegahan patah tulang, baik dari suplementasi kalsium atau pun dari asupan makanan," tulis para peneliti.
Dalam sebuah studi, peneliti melakukan review percobaan acak terkontrol yang melihat asupan ekstra kalsium pada wanita dan pria usia di atas 50 yang bermasalah dengan kepadatan mineral tulangnya. Peneliti menemukan peningkatan kepadatan mineral tulang sekitar 1-2 persen sampai lima tahun.Tetapi menurut peneliti peningkatan kepadatan tulang itu tidak dapat diartikan pengurangan berarti patah tulang secara klinis. Wanita pascamenopause kehilangan sekitar 1 persen kepadatan mineral tulang dalam satu tahun.
"Meningkatkan asupan kalsium dari sumber makanan atau lewat suplemen kalsium menghasilkan peningkatan non progresif kecil dalam kepadatan tulang yang tampaknya tidak mengurangi risiko patah tulang bermakna secara klinis," kata mereka.
Dalam studi tersebut peneliti melihat kaitan antara asupan kalsium dan risiko patah tulang lebih rendah. Studi tersebut bervariasi dalam kualitas namun para peneliti menemukan kurang bukti dalam mendukung pembuktian asupan kalsium mengurangi risiko patah tulang.
"Asupan kalsium dari makanan tak ada hubungannya dengan risiko patah tulang dan tak ada bukti percobaan klinis bahwa meningkatkan asupan kalsium dari makanan mencegah patah tulang. Bukti suplementasi kalsium mencegah patah tulang itu lemah dan tak konsisten," ujar mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.