"Sangat penting memberikan pendidikan seks pada anak-anak. Dampaknya bisa luar biasa. Pendidikan seks sebenarnya sudah dimulai ketika diperkenalkan oleh orangtua," jelas dokter Sepesialis Obstetri dan Ginekologi, Ulul Albab selaku Ketua Bidang Kerjasama dan Kemitraan IDI dalam jumpa pers di Kantor PB IDI, Jakarta, Selasa (13/10/2015).
Dalam acara pemilihan Dokter Kecil tahun ini, nantinya 40 anak yang duduk di kelas 4-5 SD akan diajak menonton film tentang pendidikan seksual, kemudian mendiskusikannya bersama dengan psikolog.
Psikolog Karina Adistiana mengungkapkan, pendidikan seks yang diberikan tentunya sesuai dengan dunia anak-anak. Misalnya, anak-anak perempuan maupun laki-laki akan diberi edukasi mengenai bagian organ intim yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun.
"Pendekatannya dengan mengajak mereka mengenali bagaian tubuh mana yang enggak boleh disentuh atau bagaimana mereka ketika dideketin orang di tempat sepi harus teriak atau lari. Kalau enggak nyaman harus ngomong ke siapa," jelas Karina.
Dalam pemilihan Dokter Kecil, anak-anak juga akan diajarkan mengenai kepemimpinan dan kepercayaan diri. Karina menambahkan, edukasi kepada guru-guru di sekolah dan para orangtua juga perlu dilakukan. Sebab, kekerasan seksual bisa saja terjadi di lingkungan terdekat.
Mengenai Dokter Kecil ini, Ketua PB IDI Zaenal Abidin berharap edukasi yang diberikan dapat disampaikan oleh anak-anak kepada teman-temannya. Anak-anak yang perjalanan hidupnya masih panjang ini dapat menjadi agen perubahan.
"Mengubah perilaku anak bisa dengan mendekati teman sebayanya. Anak-anak kan lebih senang bermain dengan temannya sendiri," kata Zaenal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.