Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2015, 15:51 WIB
Dian Maharani

Penulis

 JAKARTA, KOMPAS.com – Program Keluarga Berencana (KB) ternyata bukan hanya harus dikenalkan kepada pasangan yang sudah menikah, tetapi juga penting dikenalkan kepada para remaja. Untuk diketahui, sejumlah kasus pernikahan anak di usia muda menjadi tantangan keberhasilan program KB di Indonesia.

Monique Soesman dari Rutgers WFP Indonesia mengatakan, pendidikan program KB yang mencakup kesehatan reproduksi dan seksualitas kepada remaja di Indonesia masih sangat kurang. Akibatnya, banyak remaja yang mengalami masalah reproduksi dan seksualitas.

“Banyak remaja yang melahirkan karena banyak remaja menikah dengan umur di bawah 18 tahun. Kematian ibu dan bayi jadi tinggi,” kata Monique saat ditemui di kantor Rutgers WFP Indonesia, Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Menurut Monique, program KB yang inklusif kepada remaja dapat mencegah kehamilan tidak diinginkan dan membantu perempuan mengatur jarak kelahiran. Selain itu, Rutgers WFP Indonesia juga mendorong adanya akses pelayanan kontrasepsi bagi remaja. Keterbatasan pendidikan seksualitas dan layanan kesehatan inilah yang membuat kelompok remaja rentan terinfeksi HIV dan aborsi yang tidak aman.

Program Manager Access, Service, Knowledge Rutgers WFP Indonesia, Harry Kurniawan menambahkan, pernikahan dini pada anak kebanyakan diawali oleh kehamilan yang tidak diinginkan. Akibatnya anak-anak putus sekolah, tidak bekerja, dan kemiskinan terus terjadi. Untuk itu, anak-anak harus diberikan pendidikan seksual yang komprehensif. “Tidak ada hubungan langsung remaja diberi pendidikan kontrasepsi lalu mereka pengin seks,” tegas Harry.

Menurut Harry, pendidikan seksual justru dapat mencegah kehamilan tidak diinginkan. Membekali remaja untuk puasa seks dan menunggu saat yang tepat, yaitu saat pernikahan. Harapannya, pada bonus demografi nanti Indonesia memiliki anak-anak muda yang berkualitas.

“Kalau remaja punya tameng, anak muda akan sehat dan bonus demografi tidak akan jadi bencana, tapi manfaat untuk Indonesia,” jelas Harry.

Edukasi program KB itu rencananya akan diberikan kepada 60 remaja terpilih di Indonesia Youth Camp 2015, sebelum pelaksanaan International Conference on Family Planning (ICFP) pada 9-12 November 2015 di Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau