JAKARTA, KOMPAS.com – Penyakit kanker sulit diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker. Pada kanker usus besar, tentu saja sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan.
Ahli bedah digestif atau saluran cerna dari Rumah Sakit Siloam Semanggi, dokter Benny Philippi mengungkapkan, yang memengaruhi risiko kanker usus besar, yaitu konsumsi makanan tinggi lemak, khususnya lemak hewani dan rendah serat.
Benny menjelaskan, terlalu banyak konsumsi makanan tinggi lemak, maka semakin banyak pula pengeluaran cairan empedu di usus. Empedu secara normal memang dikeluarkan untuk mencerna lemak.
“Terlalu banyak cairan empedu di usus besar bisa mengubah empedu sekunder lebih banyak yang bersifat karsinogen di usus,” kata Benny dalam acara peluncuran kampanye edukasi "Cek Saat BAB, Mari Deteksi Kanker Usus Besar" di Jakarta, Selasa (15/12/2015).
Terlalu banyak konsumsi makanan tinggi kalori juga tidak baik, karena akan diubah dalam tubuh menjadi lemak. Terlalu banyak lemak dalam tubuh, pada akhirnya bisa menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas.
“Orang yang obesitas mendapat banyak penyakit, termasuk kanker,” lanjut Benny.
Kemudian jika kurang konsumsi makanan berserat, maka akan membuat gerakan usus tidak lancar. Konsumsi rendah serat, yaitu kurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan.
Menurut Benny, pola makan sehat tentu akan menjaga kesehatan usus, termasuk dengan tidak merokok dan konsumsi alkohol.
Selain makanan, kanker usus besar juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan atau riwayat keluarga. Misalnya, ada anggota keluarga yang pernah terkena kanker usus di usia lebih muda atau terdapat polip di usus. Umumnya, kanker usus besar terjadi pada usia di atas 50 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.