Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2016, 15:03 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Menshealth

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, ponsel sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Memudahkan komunikasi dan membuat Anda tetap update dengan perkembangan dunia luar. Namun, untuk Anda yang sering menggunakan ponsel untuk menelepon, sebaiknya mulailah untuk mengurangi kebiasaan mendekatkan ponsel ke telinga.

Gunakan hands-free atau menggantinya dengan menggunakan telepon kabel. Pasalnya, sebuah studi baru menemukan dampak negatif bila Anda menggunakan ponsel untuk menelepon lebih dari 20 menit setiap hari.

Sebuah studi yang diungkap dalam dalam jurnal Electromagnetic Biology and Medicine menemukan kaitan antara paparan jangka panjang radiasi dari ponsel dengan risiko kanker otak yang lebih tinggi ketika telepon berada di dekat telinga.

Penelitian ini. menggunakan data mega-studi-analisis statistik dari ratusan studi para ilmuwan tentang paparan radiasi frekuensi radio (LIRF) pada saat penggunaan ponsel.

"Kami melihat bahwa 'pengguna berat' memiliki risiko tiga sampai lima kali lebih besar untuk terkena kanker otak dan tumor saraf akustik," kata pemimpin studi Igor Yakymenko.

Penelitian ini mendefinisikan "pengguna berat" sebagai seseorang yang menggunakan ponsel untuk menelepon lebih dari 20 menit sehari selama lima sampai 10 tahun. Risiko dinilai lebih tinggi pada anak-anak atau remaja ketimbang dewasa.

Sehingga Anda perlu membiasakan diri, khususnya anak-anak, untuk menggunakan hands-free ketika menelepon. Aktifkan sleep mode atau jauhkan ponsel saat Anda dan keluarga tidur malam untuk mengurangi dampak negatif dari radiasi ponsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau