Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2016, 11:49 WIB

KOMPAS.com - Folat sering disebut-sebut sebagai nutrisi penting yang berperan dalam perkembangan janin di dalam kandungan. Perempuan yang sedang berusaha hamil, atau ibu hamil yang sedang dalam trimester pertama, amat disarankan untuk mengonsumsi bahan makanan yang mengandung folat.

Nutrisi yang juga disebut sebagai vitamin B9 ini bisa didapatkan dari sayuran berwarna hijau, sereal, dan daging.

Ketika embrio yang sedang berkembang tidak cukup menerima folat dalam minggu-minggu awal kehamilan, ada kemungkinan bayi akan dilahirkan dengan cacat tabung saraf otak, termasuk spina bifida (celah pada tulang belakang).

Namun, kewajiban mengonsumsi folat ternyata tak cuma disarankan bagi perempuan. Laki-laki, atau calon ayah, juga perlu mendapatkan asupan folat yang cukup sebelum melakukan pembuahan, untuk memastikan kesehatan calon bayi, demikian saran para peneliti dari McGill University, Canada.

Peningkatan cacat lahir pada bayi juga menunjukkan pola makan calon ayah sebelum terjadinya pembuahan.

Pola makan yang buruk dapat memengaruhi gen-gen tertentu yang aktif dan tidak aktif pada sperma. Hal ini bisa menderegulasi gen-gen kunci selama perkembangan embrio, dan bisa menyebabkan cacat lahir.

Kenyataannya, menurut peneliti Sarah Kimmins, masih banyak orang yang tidak mengasup folat dalam jumlah yang cukup.

"Meskipun asam folat kini telah ditambahkan ke dalam berbagai makanan, ayah yang mengonsumsi junk food yang tinggi lemak atau yang mengalami mungkin tidak mampu menggunakan atau memetabolisasi folat sebaik mereka yang mengonsumsi kadar vitamin yang cukup,” tegasnya.

Oleh karena itu, tim peneliti menyarankan agar para calon ayah lebih memerhatikan pola makan mereka, apa yang mereka minum, dan menghindari rokok. Jangan lupa, ayah juga merupakan penanggungjawab generasi yang akan datang.

“Jika semua berjalan sesuai harapan, langkah berikutnya adalah bekerja sama dengan klinik fertilitas, sehingga kita bisa mulai menilai bagaimana pola makannya, apakah overweight, dan bagaimana informasi ini berhubungan dengan kesehatan anak-anak mereka,” tambah Kimmins.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau